Tampilkan di aplikasi

Anti-tank provokasi dari tembok ke tembok

Majalah Hai - Edisi 05
11 Mei 2017

Majalah Hai - Edisi 05

Takala Ruang Publik di Penuhi Iklan, dan Banyak Seniman Sibuk Menjaga Nama Baik Seni Jalanan Serta Saling Berkompetisi. Anti Tank Terus Lakukan Agitasi Sonder Tedeng Aling-Aling.

Hai
Sebagai street artist yang mengusung isu-isu sosial politik, pemuda berusia 29 tahun ini tak jarang dijumpai di seminar maupun diskusi-diskusi tentang isu sosial politik. Bahkan sudah beberapa kali ia menjadi pembicara dalam tema-tema seni dan perlawanan.

Terakhir, bersama Jerinx dari kelompok musik Superman Is Dead, Andrew berbagi sudut pandang dalam sebuah seminar besar tentang seni dan perlawanan yang dihadiri ratusan orang dalam sebuah gedung mewah di Kampus Sanata Dharma.

Tak berlebihan jika menyebut Anti-Tank sebagai seniman kritis yang responsif—selain berani tentunya. Beberapa isu ‘berbahaya’ kerap ia suarakan lewat posternya. Sebut saja, pasca penembakan yang dilakukan oknum aparat negara di penjara Cebongan, muncul beberapa spandukspanduk yang mendukung aksi keji itu, dengan slogan “Yogyakarta aman preman minggat”.

Hal ini kemudian dilawan oleh Andrew dengan membuat poster “Awas preman teriak preman” untuk beradu. Sementara pengaruh punk dalam pesan ia cerminkan lewat poster pertamanya yang dibuat saat masih dibangku SMA, respon terhadap perang Irak. “Kita menyadari bahwa Punk adalah sikap politis,” jelas Andrew. Sikap-sikap politis punk yang menentang penindasan, masih ia pertahankan sampai saat ini.
Majalah Hai di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI