Tampilkan di aplikasi

Muhammad Syamsuddin, usaha telur ayam, santri sukses jadi juragan telur

Majalah Hidayatullah - Edisi 12/2017
15 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 12/2017

Berbagai usaha pernah dilakukan, tapi semuanya gagal. Namun, pria lulusan pesantren ini tak putus asa. Kini, dia jadi juragan telur. Bagaimana kisahnya?

Hidayatullah
Hasrat untuk hidup mandiri begitu kuat dalam diri Muhammad Syamsudin. Gelar S2 dari Perguruan Tinggi Ilmu Al- Qur’an (PTIQ) tak membuatnya gengsi untuk menjalani wirausaha. Berbagai usaha telah ia lakukan, namun hampir semuanya tak berkelanjutan. “Tak sedikit uang yang saya keluarkan untuk mencoba berbagai usaha, tapi semua tak ada yang jadi. Semua itu saya anggap sebagai biaya belajar,” ujarnya.

Kini, Syamsudin telah mantap dengan usaha yang ia tekuni, yaitu beternak ayam petelur. Jenis ayam petelur yang dikembangkan adalah ayam Arab dan ayam merah. Menurutnya, kini ayam petelurnya berjumlah 4000 ekor yang dalam proses masa bertelur.

“Alhamdulillah, setiap hari setidaknya ada 2000 telur yang langsung diserap pasar,” aku Syamsudin saat ditemui Suara Hidayatullah di salah satu kandangnya di Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dulu, cerita Syamsudin, waktu awal-awal memulai bisnis ini ia kebingungan menjual telurnya.

“Saking semangatnya beternak ayam, giliran ayam sudah bertelur, saya tidak tahu mau menjual kemana,” kenang pria kelahiran Bandung, 30 Maret 1980. Namun kini, Syamsudin tak perlu lagi pusing menjual telurnya. Setiap harinya sudah ada yang menunggu, mulai dari para tengkulak telur, agen-agen toko, hingga pedagang sayur.

Melihat kondisi tersebut, ia anggap dalam keadaan sehat. Justru, dengan tingginya permintaan telur setiap harinya, ia telah berencana untuk menambah jumlah ayam petelurnya hingga 10.000 ekor. “Sudah ada permintaan telur ayam hingga 200 ribu butir dalam satu bulan. Potensi pasarnya masih sangat besar untuk dilakukan pengembangan usaha,” terang Syamsudin.

Syamsudin sudah melakukan langkah persiapan untuk menambah jumlah ayam petelurnya. Misalnya, ia telah mempersiapkan kandang sebanyak delapan buah. Namun, langkahnya untuk melakukan pengembangan, masih terhenti karena keterbatasan modal.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI