Tampilkan di aplikasi

Mengajari jujur sejak dini

Majalah Hidayatullah - Edisi 12/2017
15 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 12/2017

Sebagaimana orang dewasa, anak kecil pun sanggup berbohong. / Foto : ZUlkarnain / Suara Hidayatullah

Hidayatullah
Sebagaimana orang dewasa, anak kecil pun sanggup berbohong. Bahkan, ada yang melakukannya sejak usia dua tahun, di saat perbendaharaan kata-katanya masih sangat terbatas. Kok bisa? Biasanya anak berbohong karena ingin menutupi kesalahan yang diperbuatnya, agar tidak dimarahi atau mendapat hukuman dari orangtua.

Ini kebanyakan dialami anak-anak yang orangtuanya killer dan menginginkan anaknya selalu tampil perfect (sempurna). Menurut Laura Markham, penulis buku Peaceful Parents, Happy Kids, alasan anak berbohong kurang lebih sama dengan alasan orang dewasa. Mereka merasa hal itu akan membantu dan membuat orang lain merasa lebih baik.

Bahayanya, kalau anak telanjur menganggap kebohongan itu adalah strategi yang efektif, maka akan terus melakukan dan mengulanginya hingga menjadi kebiasaan kelak. Ini perlu diperhatikan. Yang lebih harus diperhatikan, kadang kala orangtualah yang menjadi penyebab anak menjadi pembohong. Bagaimana ceritanya? Tanpa sadar, seringkali orangtua mengajari anak untuk berbohong.

Misalnya ketika ada seseorang yang datang mencari ayah, ia lantas berkata kepada anaknya, “Beritahu saja ayah tidak ada di rumah.” Ini termasuk dosa sebab telah mendidik anak untuk berbohong, meskipun tanpa orangtua sadar. (Fiqh Tarbiyyatil-Abna’, hal 243). Lantas, bagaimana caranya agar kasus seperti itu tak menimpa keluarga kita?

Pertama, orangtua selayaknya memberikan teladan dengan perbuatan dan perkataan jujur. Anak-anak adalah peniru andal. Kalau orangtua mampu untuk konsisten menunjukkan sikap serta tutur kata yang jujur, mereka akan merekam dalam benaknya. Lalu, mencontoh dengan bentuk perbuatan atau perkataan yang jujur pula

Jika ingin anak-anak bersikap jujur, berusahalah mengatakan yang sebenarnya kepada mereka. Meski menurut kita, mungkin mereka masih terlalu kecil untuk memahami konsep kebenaran atau kebohongan. Seringkali kita mengalihkan perhatian anak pada sesuatu yang sebetunya tidak ada.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI