Tampilkan di aplikasi

Jejak dakwah di Samosir

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2017
17 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2017

Banyak pula remaja Muslim yang merantau dan tak kembali karena alasan ekonomi. Berbagai keterbatasan di Pulau Samosir membuat warganya sulit memperoleh penghasilan yang layak. Daerah perantauan dianggap lebih menjanjikan. / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Nama Samosir niscaya cukup akrab bagi wisatawan domestik maupun asing. Ini adalah sebuah pulau yang terletak di tengah Danau Toba, kawasan wisata yang indah mempesona di Sumatera Utara.

Di balik keindahan panoramanya, ternyata di sana ada kisah dakwah yang mengharu biru. Itulah yang ditemukan oleh Ahmad Damanik, wartawan Suara Hidayatullah, yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Desa Sukkean, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

Dulu, tak ada satupun orang yang beragama Islam di sini. Sampai akhirnya ada pria bernama Lobe Japadang Samosir yang ber-syahadat dan kemudian merintis jalan dakwah. Bahkan ia mem-bangun mushala dan kemudian menjadi masjid yang kelak jadi pusat kegiatan keagamaan.

Berkat perjuangannya bersama para dai dan keluarganya, umat Islam di Samosir bisa mencapai 100 KK. Namun jumlah itu terus menyusut sampai akhirnya kini tersisa 25 KK saja.

Mengapa itu bisa terjadi? Apa saja yang menyulitkan dakwah di sana? Lantas apa yang kini dilakukan para dai untuk menjaga eksistensi Islam di kawasan non- Muslim ini? Mari ikuti jejak dakwah di Samosir dalam tulisan berikut ini.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI