Tampilkan di aplikasi

Tak usah berpecah karena khilafiyah

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2017
17 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2017

Secara ekonomi, kita ingin menggalakkan jamaah ke toko Muslim. Ini dalam rangka menghidupkan kekuatan ekonomi. / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Pengguna media sosial niscaya tak asing dengan nama Ustadz Abdul Somad. Video-video ceramah singkatnya ditonton dan diunduh oleh jutaan pengguna medsos. Suaranya yang lantang dan pemaparannya yang mendalam menjadi kekhasan lulusan S-1 Jurusan Ilmu Hadits Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini.

Pertama kali jagat medsos mengenal ceramah ustadz kelahiran Silau Lama, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini ketika menyampaikan khutbah Jumat tentang keruntuhan khilafah di Turki dan Erdogan. Tak kurang dari sejuta orang menonton khutbah yang “menggetarkan” itu.

“Itulah pertama ceramah saya dikenal secara nasional,” ujar pria kelahiran 17 Mei 1977 ini.Bagi Abdul Somad, khutbah tahun 2014 yang menjadi viral itu tak lepas dari kemajuan teknologi. Menurutnya, ini adalah sebuah penghormatan bagi dunia dakwah.

Di saat Barat ingin menjadikan segala fasilitas itu untuk merusak anak muda Islam dan fasilitas internet menjadi ajang menebar maksiat, namun dakwah juga bisa hadir di situ.

“Saya kira ini tidak terpikirkan oleh Barat sendiri. Bahwa orang mengenal kita bukan dari televisi, justru dari Youtube, Twitter, Whatsapp, dan Instagram,” paparnya.

Oleh karena itu, imbuhnya, jangan lewatkan segala kecanggihan itu untuk wasilah dakwah. Abdul Somad mengajak anak-anak muda Islam dan para dai agar bisa menguasai itu semua. “Islam tidak pernah melarang. Justru ini semua alternatif untuk menyebarkan Islam melalui dakwah di media sosial,” ungkapnya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI