Tampilkan di aplikasi

Perdamaian, misi mulia sepanjang masa

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/2017
18 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/2017

Selain mengajarkan tauhid, tugas kemanusiaan para rasul adalah menyebarkan rahmat kepada seluruh alam. Di antaranya mendamaikan semua perselisihan, permusuhan, dan peperangan yang ada / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Allah berfirman: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat [49]: 10). Disebutkan dalam Tafsir Majma’ al-Bayan, sebab turunnya ayat di atas karena perselisihan di antara kabilah Aus dan Khazraj di Madinah.

Perselisihan ini menyebabkan kedua belah pihak saling membunuh dengan menggunakan tongkat, pentungan, hingga sepatu. Ahli tafsir lainnya, al-Qurthubi menyebut, perselisihan itu terjadi di antara dua orang Anshar. Seorang dari mereka berkata: “Aku akan mengambil hakku darimu karena jumlah kabilahku lebih banyak”.

Yang lain berkata: “Mari kita pergi menemui Rasulullah dan meminta keputusannya.” Pihak pertama tidak setuju dan terus menyulut menjadi pertengkaran hebat dengan menggunakan tongkat, sepatu, bahkan pedang.

Dalam mendamaikan, al-Qur`an biasa menggunakan istilah al-Ishlah yang berarti perdamaian. Ia diambil dari dua kata as-shulhu dan ash-shalah. Ash-shulhu diartikan mendamaikan dua orang atau dua kelompok atau lebih yang berselisih.

Untuk itu ash-shulhu digunakan untuk mendaَmaikan suami isteri, sebagaimana firman Allah : ..."Jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami steri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (An-Nisa [4]: 35)
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI