Tampilkan di aplikasi

Imam asal Bugis di Masjidil-Haram

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/2017
18 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/2017

Masyayikh yang juga membantu adalah Syaikh Abdullah Dahlan Ga rut (mantan pemangku mazhab Syafi ’i di Makkah) dan Syaikh Mahmud Abdul Jawwab (mantan walikota dan mufti besar di Madinah). / Foto : Mekkah (1910) Fotografer: G Eric/wikipedia - Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Namanya Muhammad As’ad, berdarah Bugis namun lahir di Makkah pada tanggal 12 Rabiul Awal 1326 H (9 Maret 1907). Ayahnya bernama KH Abdul Rasyid bin Abdul Fatah bin Abdullah, sedangkan ibunya Hj Salehah binti KH Abdul Rahman alias Guru Teru.

Nenek moyang anak kedelapan dari sembilan bersaudara ini berasal dari kampung Tosora, Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) Pada pertengahan abad ke-19, masa pemerintahan Raja Akil Ali (Raja Wajo ke-43), terjadilah konfl ik antara keluarga raja. Banyak rakyat yang kemudian mengungsi. Salah satunya adalah Guru Teru, kakek Muhammad As’ad, yang memutuskan untuk berhijrah ke Makkah, Arab Saudi.

Dalam perjalanan, Guru Teru singgah di Johor, Malaysia. Keluarga ini bahkan sempat berkebun untuk menambah perbekalan menuju Makkah. Rupanya Guru Teru memang punya cita-cita tinggi. Yaitu naik haji, bermukim di Tanah Suci, kemudian menikah dan beranak pinak di bumi yang diberkahi. Atas izin Allah SWT, cita-cita itu terlaksana semua. Dari perni kahannya lahir Hj Salehah, ibunda Muhammad As’ad.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI