Tampilkan di aplikasi

Menulis ulang sejarah nasional Indonesia

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/2017
19 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/2017

“Pertama kali saya tertarik sejarah ketika membaca buku karya Ahmad Mansur Suryanegara berjudul Menemukan Sejarah. Ketika itu ada seorang ustadz yang baru saja membawa buku itu ke pondok,” kenang suami dari Reni Kurnaesih ini. / Foto : Idra L Supono / Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Yang beredar selama ini dalam ilmu sejarah, Islam di Indonesia dianggap mengambil dari kebudayaan Hindu lalu diberi label Islam. Sehingga muncul pemahaman bahwa kebudayaan Indonesia ini adalah sinkretisme atau perpaduan antara Islam dan Hindu.

“Memang pernah ada Hindu Budha di Indonesia, dan itu tidak pernah kita tolak. Tapi pengaruh Hindu Budha itu setelah berabad abad Islam ada di Indonesia. Yang dominan baik dari adat, kebiasaan, kultur, bahkan sistem hukum adalah sistem hukum Islam,” papar mantan Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam (PERSIS) 2010-2015 ini.

Keprihatinan semacam ini sebenarnya pernah disampaikan sejarawan lain, seperti Buya HAMKA dan Ahmad Mansur Suryanegara. Mereka khawatir anak-anak yang selama ini diberi pelajaran sejarah akan percaya bahwa Indonesia ini dasarnya adalah Hindu. “Padahal Indonesia ini sudah dipengaruhi Islam sejak lama,” imbuh Tiar.

Sebagai seorang intelektual, Tiar merasakan kegelisahan yang sama. Dan kegelisahannya itu mendorongnya untuk menulis buku yang diberi judul Sejarah Nasional Indonesia dalam Perspektif Baru. Menurutnya, ini adalah kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa sesungguhnya di Indonesia ini pengaruh Islam begitu kuat.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI