Tampilkan di aplikasi

Islam dan kemerdekaan Indonesia

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/2017
19 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/2017

Kisah “perjuangan” diplomat Arab dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Mereka bahkan harus bertaruh nyawa! / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Spirit Islam yang kuat telah menjadi penggerak para pahlawan Indonesia untuk melawan kolonialisme. Islamlah yang mengobarkan semangat rakyat untuk berjihad. Begitu kata Buya HAMKA dalam buku Debat Dasar Negara, Islam dan Pancasila (2001).

“Kita mengenal pemimpin-pemimpin yang kita dijadikan pahlawan kita sekarang sebagai yang memulai kebangkitan bangsa ini, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Tjik Ditiro, Teuku Umar, Johan Pahlawan, Pangeran An tasari, Sultan Hasanuddin Makassar dan Maulana Hasanuddin Ban ten, Sultan Chairun dan Baa bullah di Ternate, Raja Ali yang tewas di Malaka, Iskandar Muda Mahkota Alam di Aceh,” tulis Buya HAMKA.

Di masa revolusi, di saat masa masa sulit, di saat negeri ini baru seumur jagung, spirit Islam pula yang menggerakkan negara-negara Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Mereka mengulurkan tangan ketika negeri ini masih sendiri. Hal tersebut tergambar dari ucapan Presiden Soekarno yang dengan haru berpidato di hadapan utusan Liga Arab yang susah payah datang ke Indonesia pada tahun 1947.

“Antara negeri-negeri Arab dan Indonesia mudah tercapai perhubungan persaudaraan yang kekal, karena antara kita timbal balik ada terdapat pertalian agama,” kata Soekarno. (Jauh di Mata Dekat di Hati, Potret Hubungan Indonesia – Mesir, ed AM Fachir: 2010, hal 49).
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI