Tampilkan di aplikasi

Syariah, benteng kemuliaan muslimah

Majalah Hidayatullah - Edisi 06/2017
20 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 06/2017

Untuk mengarah ke sana (Muslimah mulia), tentu ada sistem yang harus dipatuhi. Apabila tidak, sama halnya dengan berlalulintas, jika tidak taat peraturan maka bahaya akan mengancam. / Foto : REUTERS

Hidayatullah
Busana Muslimah sama sekali bukan belenggu. Justru melindungi kehormatan pemakainya. Sebutlah namanya Fulanah. Meski belum menggunakan hijab secara syar’i (jilbab yang menutupi dada dan pakaian yang tidak menonjolkan lekuk tubuh), ia terbilang pribadi yang memiliki prinsip, terutama soal hubungan dengan lawan jenis.

Fulanah tegas tidak akan pernah berpacaran. Alasannya jelas, karena Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya. Namun suatu hari kenyamanannya terusik. Di tempatnya bekerja, ada seorang laki-laki yang berusaha mendekati. Bahkan dengan beraninya mendatangi ruangan kerjanya sehingga mereka hanya tinggal berdua.

Fulanah mencoba instrospeksi diri, sepertinya ada sesuatu yang kurang pas pada dirinya. “Pasti ada yang salah dengan penampilan saya, sehingga ada laki-laki yang tanpa sungkan mendatangi meski tengah sendirian,” renungnya.

Suatu hari, Fulanah mengikuti majelis ta’lim. Sang ustadz membahas tentang tata cara pakaian Muslimah yang syar’i. Terperanjatlah Fulanah. Ternyata pakaiannya selama ini masih belum sesuai dengan standard. Jilbab yang dipakainya terbuat dari kain tipis yang masih tembus pandang.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI