Tampilkan di aplikasi

Inisiator jalan kaki santri Ciamis

Majalah Hidayatullah - Edisi 03/2017
23 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 03/2017

“Secara tidak langsung sesungguhnya masyarakat juga protes, tapi medianya tidak ada. Begitu ada orang yang mulai bergerak, maka masyarakat muncul secara bersama-sama.” / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Yang mengharukan, selama jalan kaki itu, ribuan masyarakat menyambut sepanjang jalan. Ada ibu-ibu yang baru panen mentimum, semuanya diberikan kepada santri. Bahkan, ketika hujan lebat mulai turun, ada pemilik toko payung yang membagikan dagangannya kepada seluruh santri.

Padahal jumlahnya mencapai 5000- an orang. Menurut Kiai Nonof, sambutan masyarakat yang begitu gegap gempita adalah bentuk perasaan yang sama melihat kondisi yang terjadi pada umat ini. “Secara tidak langsung sesungguhnya masyarakat juga protes, tapi medianya tidak ada.

Begitu ada orang yang mulai bergerak, maka masyarakat muncul secara bersama-sama.” Kisah bagaimana aksi jalan kaki itu dimulai masih tergambar jelas di pelupuk mata Nonof hingga kini. Semangat yang tercurahkan pada pekikan takbir santri yang tak ingin berhenti berjalan pun masih bisa gamblang diceritakan.

Misalkan ketika Pangdam III/ Siliwangi menyapa Nonof bersama rombongan yang tiba di Bandung pada hari Rabu (30 November 2016). Kata Pangdam, “Pak Kiai, TNI saja kalau berjalan sehari melebihi 46 kilometer harus sudah dihentikan, karena tidak baik.”
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI