Tampilkan di aplikasi

Safari ke kampung santri

Majalah Hidayatullah - Edisi 02/2017
24 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 02/2017

Ternyata di Cilembu tak cuma ada ubi madu. Ada juga Kampung Santri yang tak kalah mempesona. Berada di kampung ini bagaikan hidup di pesantren rasanya. Apalagi berada di kawasan pegunungan, makin adem. / Foto : Rifai Fadhly/Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Jika disebut nama Cilembu, pertama kali yang terbayang adalah ubi madu. Rasanya lezat manis dan mak nyus. Itu adalah salah satu ubi hasil bumi andalan dari Desa Cilembu, Sumedang, Jawa Barat. Ubi Cilembu kini sudah terkenal di tingkat nasional bahkan internasional.

Ternyata di Cilembu tak cuma ada ubi madu. Ada juga Kampung Santri yang tak kalah mempesona. Berada di kampung ini bagaikan hidup di pesantren rasanya. Apalagi berada di kawasan pegunungan, makin adem.

Bermula dari aktivitas Yayasan Syahru Sunnah, dan kini telah menjadi gerakan seluruh elemen masyarakat. Menurut salah seorang pendirinya, Rofi q Musta’in, Kampung Santri Cilembu bukan sekadar nama yayasan.

Melainkan sebuah visi dari proyek jangka panjang mewujudkan sebuah kampung dengan aktivitas keseharian sebagaimana di pesantren. “Saya menyebutnya life time project atau proyek seumur hidup. Butuh waktu yang nggak sebentar buat mewujudkannya. Panjang prosesnya,” kata Rofiq, sapaan akrabnya.

Bulan lalu wartawan Suara Hidayatullah, Achmad Fazeri, dan fotografer Rifai Fadhly menyusuri Kampung Santri. Seperti apa suasananya? Bagaimana pula kisah perjalanan kampung ini? Simak laporannya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI