Tampilkan di aplikasi

Melirik pendidikan adab Imam Malik

Majalah Hidayatullah - Edisi 02/2017
24 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 02/2017

Disiplin adalah persoalan pokok dalam pendidikan adab. Manusia yang disiplin akan memahami dan mengakui posisinya yang tepat dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat, dan dengan komunitasnya. / Foto : Abu Abdullah Azzam / Suara Hidayatullah

Hidayatullah
Krisis adab. Begitulah salah satu tema pendidikan yang sering jadi perbincangan serius di negeri ini. Begitu banyak anak yang cerdas, tapi adabnya membuat cemas. Tutur kata kepada orangtuanya sama dengan menyapa teman sebaya. Adabnya ke pada guru juga mem buat kita mengelus dada. Belum lagi adab kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, te tangga, sesama, bahkan dirinya sendiri.

Ada pula orang dewasa yang gelarnya berderet deret, namun adabnya terhadap kerabat dan tetangga jauh dari tuntunan ulama. Wa taknya keras, susah tersenyum, dan mau menang sendiri. Hanya dirinya yang benar, sementara orang lain dianggap sesat.

Betapa pentingnya adab sehingga ulama sala fush-shalih amat menaruh perhatian. Imam Malik bahkan mengatakan, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Hal senada dikatakan oleh Imam Abu Hanifah, “Kisah kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih.

Karena dalam kisah mereka diajarkan adab dan akhlak luhur.” Bahkan Makhlad bin al Husain berkata pada Ibnul Mubarak, “Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai Hadits.” Tak heran jika karya karya ulama legendaris tak pernah lupa bicara tentang adab. Salah satu nya adalah Kitab al-Muwaththa’ karya Imam Malik, ulama Madinah yang wafat pada tanggal 14 Rabi’ul Awal 179 H (796 M).
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI