Tampilkan di aplikasi

Raih surga dengan bersuci

Majalah Hidayatullah - Edisi 01/2017
24 Januari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 01/2017

Kesucian hati harus selaras dengan keindahan akhlak dan kerapian lingkungan. Semua perkara itu saling berkait, tanpa boleh terpisahkan antara kesucian pikiran, jiwa, dan raga. Oleh karena itu, peradaban yang utama adalah peradaban yang memba ngun manusia, jiwa dan raganya. / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Sabda Nabi , “Kesucian itu bagian dari keimanan.” Dalam riwayat lain, “Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan menyukai keindahan.” Bagi seorang Muslim, kesucian itu tak cukup bicara keharuman badan, kebersihan lingkungan atau keindahan tata kota. Tapi ia bertolak dari kesucian hati yang ditandai dengan keimanan kepada Allah .

Kesucian hati harus selaras dengan keindahan akhlak dan kerapian lingkungan. Semua perkara itu saling berkait, tanpa boleh terpisahkan antara kesucian pikiran, jiwa, dan raga. Oleh karena itu, peradaban yang utama adalah peradaban yang membangun manusia, jiwa dan raganya. Bukan cuma mengurus fisik dan materi semata.

Kajian Utama edisi sekarang mengkaji lebih dalam tentang makna kesucian bagi orang beriman. Apa hakikat perintah bersuci tersebut? Adakah kore lasi bersuci dalam kehidupan masyarakat seharihari? Bagaimana teladan bersuci yang dipraktekkan oleh Nabi dan generasi terbaik di masa sahabat?

Mengapa pola kehidupan bersih (suci) ala syariat tersebut kian langka dalam realitas di zaman modern ini? Apa saja langkah yang mesti ditempuh untuk mendekatkan umat Islam kepada perintah bersuci sesuai syariat? Silakan mengikuti Kajian Utama berikut ini.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI