Tampilkan di aplikasi

Bahaya laten homoseks di film dan televisi

Majalah Hidayatullah - Edisi 02/2016
19 Februari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 02/2016

Efeknya tidak sesaat tapi jangka panjang. Hati-hati jangan dianggap remeh

Hidayatullah
Pagi menjelang siang, Slamet Wahyudi duduk santai di belakang putra bungsunya yang sedang asyik menonton film kartun Upin dan Ipin. Sudah menjadi komitmen Slamet untuk mendampingi putranya menonton agar tidak terpapar konten negatif tayangan televisi.

Menurut Slamet, dalam film kartun asal negeri jiran, Malaysia itu, banyak muatan positifnya. “Tapi, terkadang muncul kontenkonten negatif seperti tokoh yang berperilaku bencong bernama Sally. Meski orang-orang seperti itu ada di sekitar kita, namun pengaruhnya tidak baik bagi anak-anak.

Karena, Allah itu hanya menciptakan manusia dari kaum laki-laki dan wanita, bukan bencong!” tegas ayah dari empat anak ini. Menurut Slamet, jika adegan kebanci-bancian ditampilkan terus-menerus, anak-anak akan menirunya. Bahkan, katanya, kepribadian tidak normal itu bisa melekat dalam benak anak-anak.

“Dampak negatifnya, anak-anak akan menerima dan mafhum bahkan merasa lumrah terhadap perilaku kebanci-bancian seperti itu. Padahal, kebanci-bancian merupakan perilaku menyimpang, dan bisa dibilang penyakit yang bisa menular,” ujar warga Sepinggan, Balikpapan ini.

Hal senada juga dilontarkan oleh Fat mawati. Muslimah yang se ring me nemani adik laki-lakinya—yang baru berusia 4 tahun—me non ton film ‘Upin dan Ipin’, juga me nya yangkan munculnya karakter bernama Sally, karakter banci yang bernama asli Saleh.

“Karakter bernama Sally yang sebe narnya seorang lelaki, tapi suara dan gerakannya lemah gemulai seperti perempuan. Mungkin, itu dimaksudkan untuk mengundang tawa anak-anak. Terlihat remeh, tetapi anak-anak biasanya kan senang meniru apa yang mereka tonton. Saya khawatir adik saya ikut-ikutan meniru gaya si Sally itu,” ungkapnya khawatir.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI