Seorang sahabat saya bertanya, “Apakah habbatussauda baik dikonsumsi rutin bagi ibu hamil?” Ia ingin memberikan suplemen herbal kepada istrinya yang tengah hamil dua bulan. Mengingat habbatussauda dinyatakan dalam Hadits sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, maka ada keinginan memberi habbatussauda sebagai penguat sistem imun istrinya.
Lalu apakah habbatussauda bermanfaat bagi ibu hamil dan janin? Pertanyaan seperti sahabat saya tadi seringkali muncul dari para suami karena rasa cinta terhadap istri yang menjadi sering sakit semenjak hamil. Jawaban saya tegas, sebaiknya ibu hamil atau wanita yang ingin hamil menghentikan sementara konsumsi habbatussauda (biji dan minyak jinten hitam).
Memang habbatussauda dapat membantu mengobati berbagai penyakit, utamanya penyakit karena temperamen dingin, seperti: flu, batuk berdahak, asma, haid tidak lancar, lemah pencernaan, termasuk juga penyakit yang diakibatkan oleh lendir, seperti migrain plegmatik. Demikian halnya dengan sebagian penyakit yang bertemperamen panas.
Namun bukan berarti semua penyakit dapat diobati dengan menggunakan habbatussauda. Habbatussauda diketahui memiliki efek sebagai peluruh haid (emenagoga) dan ASI (galaktagoga). Hal ini terungkap dalam kitab Ibnu Muflih, Al-Adab Asy-Syar’iyyah (III/102) dan juga di Ath-Thibbun Nabawi (hal. 230) karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dengan tambahan keterangan habbatussauda dapat meluruhkan air seni, jika diminum rutin setiap hari.
Perlu diingat, gejala kehamilan antara lain terlambat datang bulan dan peningkatan berkemih (ISO Farmakoterapi II/376). Sementara efek habbatussauda adalah sebagai diuretik serta peluruh haid. Pertama, wanita hamil gejalanya banyak berkemih, tentu semakin tidak nyaman jika intensitas ingin buang air kecilnya justru bertambah karena mengonsumsi habbatussauda.
