Tampilkan di aplikasi

Perjuangkan peradaban Islam dengan sirah

Majalah Hidayatullah - Edisi 05/2016
20 Februari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 05/2016

Bertahun-tahun menyampaikan kajian tentang sirah. Meski kurang perminat, tapi Asep tetap istiqamah.

Hidayatullah
Namanya Syaikh Abdul Aziz. Ia dikenal oleh mahasiswa Universitas Islam Madinah, Arab Saudi era 1990-an sebagai dosen sirah yang killer. Disebut dosen killer karena ia mengajar sangat ketat dengan berbagai metodologi pembelajaran. Namun bagi Asep Sobari, yang sempat kuliah di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Madinah, sosok dosen tersebut menjadi sumber inspirasi.

Secara khusus, Asep mendapat pengajaran materi sirah dari Syaikh Abdul Aziz. Beliau mengajar materi tentang tarikh Bani Umayyah. Asep merasa senang dengan cara beliau mengajar. Dosen ini sangat detil dan analisanya sangat kuat dalam pemaparan sirah.

“Itu malah saya sukai, saya senang sekali. Saya lebih antusias dengan dosen yang ketat,” kata Asep berkisah. Rupanya metodologi analisa sirah yang ketat dan detil dari sang dosen begitu mengena bagi Asep Sobari. Hingga kemudian, setelah lulus dari Univeristas Islam Madinah tahun 1999 silam, Asep berupaya mengembangkan metodologi tersebut dalam penyampaian materi sirah.

Asep Sobari dikenal sebagai pakar sejarah Islam (sirah). Gaya penyampaian materi sirah yang berbeda membuat audiens yang mendengarkannya mengerti. Penyampaian materi sirah yang Asep sampaikan mengedepankan analisa yang kuat. Asep jarang menyampaikan materi sirah hanya di permukaan.

Misalnya, di forum Jurnalis Islam Bersatu (Jitu) ia pernah menyampaikan materi perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Tentunya Asep tidak memaparkan dakwah Muhammad SAW semenjak diangkat menjadi Rasul hingga wafat. Tetapi ia memberi analisa mengaitkan dakwah Rasulullah SAW dengan perang opini, yang merupakan hal penting dan perlu diketahui seorang jurnalis Muslim.

Ketika ia menulis makalah tentang dakwah, ia mengaitkannya dengan aspek sirah, bidang yang dikuasainya. “Kalau saya dapat tugas menulis makalah dakwah, maka saya akan mengaitkannya berlatar belakang sejarah. Misalnya saya pernah menulis dakwah pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi,” ungkap Asep kepada Suara Hidayatullah, April lalu.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI