Tampilkan di aplikasi

Menjelajah negeri penghafal Al-Qur'an

Majalah Hidayatullah - Edisi 06/2016
20 Februari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 06/2016

Bahkan banyak perguruan tinggi yang memberi fasilitas bebas tes masuk bagi penghafal al-Qur`an.

Hidayatullah
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, gerakan tahfizhul-Qur`an marak di Indonesia. Pondok pesantren tahfizh muncul di kota dan desa. Halaqah Qur`an merebak di mana-mana. Sekolah-sekolah menjadikan tahfizh sebagai mata pelajaran.

Berbagai lomba al-Qur`an digelar. Bahkan banyak perguruan tinggi yang memberi fasilitas bebas tes masuk bagi penghafal al-Qur`an. Di negeri lain, tahfizhul-Qur`an sudah muncul jauh di masa sebelumnya. Al-Qur`an tak terpisahkan dari denyut nadi kehidupan. Sebanyak 12,3 juta atau sekitar 18,5% penduduk Mesir adalah hafizh Qur`an.

Ada 7 juta jiwa penduduk Pakistan yang hafal Qur`an. Di Libya ada 20%. Mayoritas anak Mauritania, sebuah negara di pesisir Samudera Atlantik, adalah penghafal al-Qur`an. Bahkan di Eropa dan Amerika pun ramai dengan penghafal al-Qur`an.

Ihwal kali ini akan mengungkap semarak tahfizhul-Qur`an di berbagai negara, nukilan dari buku Negeri-Negeri Penghafal al-Qur`an karya Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, terbitan al-Wafi Publishing (Solo).

Kisah ini napak tilas perjalanan Syaikh Fadh bin Salim al-Kandari, imam masjid dari Kuwait, yang melakukan perjalanan ke berbagai kawasan penghafal al-Qur`an. Mari kita ikuti perjalanannya. *Pambudi Utomo/ Suara Hidayatullah.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI