Tampilkan di aplikasi

Agus Rohendi, membangun kampung dengan sesendok beras

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/2016
20 Februari 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/2016

“Saat itu pertama kali saya mendengar Hadits yang bunyinya, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” / Foto : Surya Fachrizal Ginting

Hidayatullah
Bagi masyarakat Sunda, sedekah segelas beras setiap Jumat (perelek) adalah tradisi lama sebagai bentuk usaha ketahanan pangan. Tetapi, melalui polesan Agus Rohendi dan kawankawan, perelek tidak berhenti pada bantuan pangan warga tak mampu. Perelek juga bisa membantu warga yang sakit, memperbaiki rumah warga miskin, bahkan membangun sekolah.

Agus dan kawan-kawan tergabung dalam kelompok masyarakat bernama Bani Kosim Peduli (BKP), di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Didirikan sejak 2007, BKP menggagas perelek sasendok sakali ngisikan atau sedekah beras sebanyak satu sendok makan, setiap mencuci beras yang akan dimasak.

Beras dikumpulkan dalam kaleng atau botol bekas dan digantung di dekat pintu-pintu rumah warga, untuk dikumpulkan oleh petugas secara berkala. Setiap pekan BKP menghimpun sekitar 40 liter beras dan uang receh sebanyak dua ratus ribu rupiah. Ada 150 keluarga dari dua rukun tetangga yang mengikuti program ini.

“Beras itu kemudian dijual ke pengepul dengan harga di bawah standar. Sekitar lima ribu atau enam ribu rupiah per liter,” kata Agus menjelaskan. Bagi Agus, perelek adalah praktek membiasakan sedekah dari hal yang kecil dan rutin. Bahkan perelek juga menjadi sarana kontrol sosial. Jika ada keluarga yang kaleng pereleknya tidak diisi atau tidak terisi penuh, petugas akan menanyakan alasannya.

“Dari situ kita tahu, keluarga tersebut sedang tidak punya beras. Maka kita bantu,” kata Agus. Awalnya perelek dikumpulkan setiap hari, karena memberatkan petugas, perelek dikumpulkan sepekan sekali setiap hari Senin. Sedangkan perelek untuk perawatan masjid tetap berjalan setiap selesai shalat Jumat.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI