Tampilkan di aplikasi

Memberi bekal anak zaman now

Majalah Hidayatullah - Edisi 03/2018
1 Maret 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 03/2018

Orangtua juga mesti melatih anaknya untuk mandiri. Tak sepatutnya orangtua memanjakan anaknya, sehingga jiwa anaknya rapuh. Akibatnya mereka terus-menerus bergantung pada pihak lain dalam menyelesaikan persoalan hidupnya. / Foto : Dokumen Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Sebuah penelitian membandingkan jenis jenis kenakalan murid pada tahun 1949 dengan 50 tahun berikutnya, di sekolah yang sama. Masalah utama yang dilaporkan oleh para guru pada tahun 1940 adalah berebut bicara, berbuat gaduh, berlari di lorong-lorong sekolah, memotong antrean, melanggar aturan berpakaian, mengunyah permen.

Adapun masalah utama yang dilaporkan oleh para guru pada tahun 1990 adalah penyalahgunaan obat-obat terlarang, penyalahgunaan alkhohol, kehamilan, bunuh diri, pemerkosaan, perampokan, tawuran. (Lihat: Munif Chatib, Gurunya Manusia, hal 59). Penelitian itu menggambarkan kenakalan anak remaja sekarang ternyata tak semakin sederhana. Tapi, semakin dahsyat dan membahayakan.

Realitas zaman yang makin sulit ini boleh jadi merupakan bukti akan kebenaran sabda Rasulullah : “Tidaklah datang kepada kalian sebuah zaman, kecuali zaman yang sesudahnya akan lebih buruk lagi keadaannya. Hal demikian itu akan terus berlangsung sampai kalian menghadap Rabb kalian.”(Riwayat Bukhari, Kitabul Fitan, no. 6541).

Lantas apa yang mesti dipersiapkan orangtua agar kelak anaknya memiliki ketangguhan jiwa untuk menghadapi zaman yang makin sulit ini? MENGOKOHKAN IMANNYA Perkara utama yang mesti dipersiapkan orangtua adalah kokohnya iman.

Sebab dengan iman yang kokoh, mereka akan tegar menapaki sulitnya zaman. Tak sekedar menjadi penonton rusaknya zaman, tapi mereka akan menjadi manusia yang siap bekerja untuk mengarahkan dinamika zaman ini agar sesuai dengan nilai kebenaran yang diyakininya.

Untuk mengokohkan iman anak, para orangtua bisa menggunakan materi yang digali dari surat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah, yaitu surat al Alaq : 1-5 “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI