Tampilkan di aplikasi

Ghouta dan kegagalan dunia

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/2018
3 April 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/2018

Ghouta penting bukan hanya karena di sana ada kezhaliman yang menyebabkan bayi-bayi mati dan darah menganaksungai. Gas Sarin adalah gas mematikan yang pernah digunakan untuk aksi teror kelompok Aum Shinrikyo di kereta bawah tanah Tokyo (Jepang) pada tahun 1994 dan 1995. / Foto : Al Jazeera, AFP/Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
“Tidak ada bantuan dari luar yang bisa masuk ke Ghouta Timur. Hanya bantuan yang berasal dari dalam kota Ghouta sendiri yang bisa digunakan. Itu pun sudah menipis.” Begitulah pesan dari seorang kawan yang lama tinggal di Turki. Saat ini ia membantu berbagai lembaga kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan ke Suriah.

Sejak Februari 2018, wilayah yang terletak sekitar 10 kilometer di sebelah timur Damaskus ini kembali menjadi perhatian dunia. Meskipun sebenarnya sudah dikepung oleh pasukan pemerintah sejak lima tahun yang lalu dan telah beberapa kali mendapatkan serangan brutal, serangan kali ini menghadirkan skala kekejaman yang lebih besar.

Pertengahan Februari 2018, Pre siden Bashar al-Assad memerintahkan Tentara Suriah meng gempur Ghouta Timur dengan segala persenjataan. Menurut berbagai lembaga kemanusiaan seperti Médecins Sans Frontières, sampai Maret 2018 korban tewas mencapai lebih dari 500 orang.

Mirip dengan serangan ke Ghouta Agustus 2013 silam yang sempat membuat PBB mengirimkan tim investigasi khusus, kali ini pa sukan pro-Assad diduga juga menggunakan senjata kimia seperti bom-bom barel berisi klorin.

Fasilitas- fasilitas kesehatan juga menjadi sasaran dari serangan yang disebut-sebut sebagai “serangan paling kejam dalam Perang Suriah” ini. Tentu saja, pemerintah Assad dan sekutunya menolak tuduhan ini. Mereka mengatakan bahwa pasukan pemerintah hanya menyerang
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI