Sejarah selalu berulang. Dan keadaan umat Islam sekarang mirip dengan saat meletusnya Perang Salib dulu. Hal itu diung kapkan oleh Alwi Alatas, sejarawan muda yang aktif melakukan ka jian dan menulis buku sejarah. Sudah puluhan buku yang lahir dari tangannya. Selain buku seja rah, ada juga buku motivasi.
Buku-buku itu diterbitkan di Indonesia dan Malaysia. Di antara buku se jarahnya yang best seller adalah Shalahuddin alAyubbi dan Perang Salib serta Nurudin Zanki dan Perang Salib. Pada bulan Mei 2018 lalu, buku mo tivasinya berjudul Aku Cinta Allah; Semua Disayang Allah meraih peng hargaan di Islamic Book Fair 2018.
Mengapa kondisi umat se karang mirip saat Perang Salib dulu? Pria keturunan Arab yang juga pe ne liti di Institute for the Study of Is la mic Thought and Civili zations (INSISTS) ini menjelaskan ke pada Cho lis Akbar, Achmad Fazeri, dan foto grafer Muhammad Abdus Syakur dari Sua ra Hida yatullah yang menemui di ru mah nya di Jakarta, Ramadhan lalu. Berikut ini petikannya:
Sejak kapan Anda aktif menulis buku? Saya nulis buku tahun 2001 berjudul Revolusi Jilbab. Pas kuliah di Malaysia, tiba tiba ada pener bit baru yang mencari naskah. Saat itu, buku-buku motivasi se dang bagus di Malaysia. Buku ini saya ganti ke dalam bahasa Malaysia dengan judul Bila Allah Menduga Kita. Alhamdulillah, di Malaysia menjadi best seller. Dicetak 11 kali dan mendapat apre siasi dari penerbit sebagai buku “Memberangsangkan”.
Apa isinya?
Tentang takdir. Jika kita dapat musibah, jangan menyalahkan Allah. Sabar saja, karena Allah lebih tahu kita. Buku itu sama dengan kisah pe ngalaman saya pribadi. Akhirnya terbit buku kedua tentang motivasi juga.
