Tampilkan di aplikasi

Doa Nabi Zakaria, jalan pembuka dikaruniai anak

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/XXX
2 Agustus 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/XXX

Seperti yang diceritakan Trisna kepada Suara Hidayatullah. / Foto : PIXABAY

Hidayatullah
Bagi pasangan suami istri, kehadiran buah hati di tengah rumah tangga ibarat harta yang tak ternilai. Berapapun biayanya rela dikeluar kan demi mendapatkan anak. Namun, hal ini tidak berlaku bagi saya dan istri. Awalnya, saya tidak terlalu ambil pusing, karena memang kehadiran anak itu atas kehendak Allah SWT.

Kendati demikian, istri tetap menjalani pemeriksaan beberapa kali ke dokter di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Timur. Dokter mengatakan bahwa kecil kemungkinan penyebabnya dari istri. Istri juga menganjurkan supaya saya juga memeriksakan diri. Akan tetapi, saya menolak. Saya juga tidak mengonsumsi obat atau apapun agar mempunyai anak.

Padahal, beberapa teman merekomendasikan beberapa macam obat dan terapi. Lagi-lagi saya enggan melakukannya. Saya menikah pada Agustus 2006. Bisa dibilang sudah terlambat, yakni usia 36 tahun. Teman-teman sebaya saya pada usia tersebut sudah ada yang mempunyai anak 1 bahkan ada yang sudah 3. Sedangkan istri saya saat itu berusia 30 tahun.

Alasan saya terlambat menikah tidak lain karena sibuk dengan pekerjaan. Pasalnya, saat itu saya mempunyai prinsip jika sudah mampu dalam segi materi baru ingin membina rumah tangga. Belakangan saya menyadari bahwa itu tidak sepenuhnya benar.

Kemudian saya baru mulai berpikir untuk serius ingin mempunyai anak. Saat itu usia per nikahan saya menginjak 7 tahun. Awalnya, ketika di masjid selesai shalat berjamaah, tetangga membicarakan masalah pertumbuhan anak. Ketika mereka membicarakan mengenai buah hatinya dari A sampai Z, saya hanya bisa diam.

Lama kemudian saya merenung dan berpikir. Sampai akhirnya ketika saya di rumah, sedang membaca al-Qur`an surah al- Anbiya [21] ayat 89. Isinya me rupakan doa Nabi Zakaria AS ketika meminta warisan ter baik kepada Allah SWT di usia senjanya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI