Oleh sebagian orang, masalah bersin bukanlah urusan penting dan besar. Bagi me reka, tak sewajarnya syariat Islam menempatkan masalah ini menjadi topik bahasan yang besar. Mereka menu duh Islam terlalu detail mengurus banyak hal, sampai hal yang remeh-temeh.
Dalam banyak urusan, apa yang disangka remeh se bagian orang, justru penting dan mendasar dalam Islam. Urusan menjawab doa orang bersin, misalnya. Ia dianggap remeh oleh sebagian orang. Tapi syariat Islam malah tidak main-main. Soal menjawab orang ber sin ini masuk dalam urusan cabang iman (syuabul iman). Ar ti nya, orang yang tidak menjawab doa orang ber sin (tasymit) dianggap kurang sempurna iman nya.
Pesan intinya, jangan anggap enteng hal-hal yang sepele. Sekecil apapun perkara syariat Islam adalah penting dan harus mendapat perhatian. Biarkan mereka menganggap sebagai persoalan sepele, tapi orang yang beriman tidak boleh menyepelekan.
Apalagi bila dimasukkan dalam urusan iman, maka tidak ada kata lain kecuali sami’na wa atha’na. Allah berfi rman: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabi la Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu kete ta pan, akan ada pilihan (yang lain) tentang urusan me re ka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul- Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab [33]: 36).
Memandang sepele urusan iman bukan masalah sederhana. Menganggap kecil syariat agama adalah persoalan besar dan mendasar. Sebab pelanggaran yang dikerjakan, tidak dilihat dari besar kecilnya, tapi kepada siapa ia melakukan pelanggaran?
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.