Tampilkan di aplikasi

Meraih Khusnul Khatimah

Majalah Hidayatullah - Edisi 05/XXX
3 September 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 05/XXX

Sebuah karunia besar jika dalam kondisi seperti itu seseorang bisa tetap teguh dalam amal shalih.

Hidayatullah
Dari Anas bin Malik RA ia berkata, Rasulullah bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Ia memanfatkannya,” lalu dikatakan, “Bagaimana Ia memanfaatkannya?” Beliau menjawab, “Allah memberi taufiq kepadanya untuk beramal shalih sebelum wafat.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh Albani).

Setiap makhluk hidup pasti mati. Tapi model manusia dalam menghadapi kematian tidaklah sama. Ada yang meninggal dalam keadaan khusnul-khatimah, ada pula yang su’ul-khatimah. Khusnul-khatimah adalah dambaan setiap orang. Namun untuk meraih predikat mulia ini tidak mudah.

Mujahadah mutlak selalu dihadirkan. Doa harus selalu terucap. Tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Tak seorangpun bisa memastikan model kematiannya. Hanya Allah yang tahu perkara ghaib itu. Kita hanya dibekali dengan ciri dan sebab untuk meraih khusnul-khatimah dan menghindari su’ulkhatimah.

Kondisi Kritis. Melalui Hadits di atas, Rasulullah mengabarkan jika seorang hamba dikehendaki kebaikan di akhir hayatnya, Allah menjadikannya berada di atas ketaatan. Ali al-Qari berkata, “Ia senantiasa dalam ketaatan dan taubat saat ajal menjemputnya hingga akhirnya wafat dalam keadaan khusnul-khatimah. (Mirqatul- Mafatih Syrahu Misykatul-Mashabih, juz 8, hal 3310).

Saat menjelang kematian amatlah rawan. Saat itu setan gigih menjerumuskan. Ia tahu jika waktu menjelang kematian adalah kesempatan terakhir. Di saat yang sama sebagian manusia sangat lemah. Hatinya sibuk memikirkan penyakit atau urusan dunia yang ditinggalkannya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI