Saya sudah berada di kursi roda sekitar tiga tahun. Menurut dokter, penyakit yang saya derita disebabkan oleh sebuah virus. Akibatnya, bagian pinggang ke bawah sampai kaki menjadi lumpuh total. Padahal, dulu saya bisa dikatakan orang yang sehat. Musibah itu terjadi pada pertengahan tahun 2014.
Kejadiannya secara tiba-tiba. Setelah bangun tidur di sore hari saya mengalami kelumpuhan. Awalnya saya merasakan sakit yang luar biasa pada bagian lambung. Ya, saya memang mempunyai penyakit lambung yang cukup parah. Dua tahun sebelum lumpuh, saya mendapat musibah yang bertubi-tubi. Anak saya yang masih berusia 8 bulan meninggal akibat tersedak makanan.
Lantaran anak wafat, istri saya yang berprofesi sebagai dokter merasa tidak terima atas musibah tersebut. Ia merasa bersalah. Sedih berlarut-larut. Istri saya pun tidak doyan makan. Kondisi ini terus belanjut sampai menginjak dua bulan. Akhirnya istri jatuh sakit. Bobot badannya menyusut drastis.
Setelah menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit di Jakarta, istri saya akhirnya wafat. Rasa kehilangan dan sedih mendalam karena kematian anak saya belum sirna, tetapi Allah sudah memberikan musibah yang lain. “Ya Allah, jangan berikan kepada saya beban yang tidak sanggup memikulnya, berilah saya kesabaran, kekuatan lahir dan batin, dan keridhaan atas musibah ini,” gumamku dalam hati.
“Ampuni dosa-dosa saya, Ya Allah…” Akan tetapi, sejak itu, saya merasa terpukul sekali. Merasa tidak disayang Allah. Kemudian saya protes. Saya lampiaskan dengan mengonsumsi narkoba. Padahal kebiasaan buruk ini sudah lama saya tinggalkan. Setiap sepekan sekali saya mengajak teman-teman ke diskotik.
