Tampilkan di aplikasi

Robohkan Thaga’, tegakkan ruh

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXX
4 Januari 2019

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXX

Dengan mengikuti ketentuan yang digariskan Allah , pastinya tidak terjadi benturan-benturan yang menimbulkan kerusakan.

Hidayatullah
Menuju liqa’a Rabbihi (perjumpaan dengan Allah) tentu harus melewati hambatan dan rintangan yang tidak sedikit. Tuntutan jasmani dan nafsu begitu banyak. Kalau dihitung-hitung, berapa saja yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan nafsu?

Sebagai contoh kecil, bukankah selesai shalat, tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, takbir 33 kali saja sering kita tidak sempat? Sebabnya ada bayangan makanan yang telah mengganggu kita sejak takbir pertama. Pikiran sempat menyelonong kepada ikan bakar yang bakal disikat kucing, dan sebagainya. Imam al-Ghazali berkata, “Dalam perjalanan ruh untuk ketemu Tuhan, jangan dianggap enteng.

Di tengah jalan terkadang ada titik balik. Sering kita mundur ke belakang karena arus tuntutan jasmani dan nafsu yang tidak mampu kita bendung.” Di sinilah redaksi Iqra’ bismi Rabbika begitu kuat menghunjam. Kata Rabb menyatu dengan dhamir anta (kata ganti kedua) sebagai bukti bahwa setiap aktivitas manusia senantiasa terkoneksi dengan Rabb nya. Sebab secara fitrah, manusia memang ingin berjumpa dengan Tuhan Sang Pencipta.

Dominasi Ruh

Sebagai pemegang kendali, selayaknya ruh menja di instrumen yang paling dominan dan berpengaruh dalam tubuh manusia. Hal ini bisa diperoleh jika sejak awal ruh tersebut dilatih dengan ketaatan melalui berbagai ibadah. Semisal: shalat tengah malam, membaca al-Qur’an, tawakkal, sabar, dan hijrah.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI