Tampilkan di aplikasi

Adab terhadap peralatan memanah

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXX
4 Januari 2019

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXX

Busur panah tidak boleh diletakkan di sembarang tempat. Bagaimana seharusnya?

Hidayatullah
Seorang “ksatria” dari Turki menampakkan ekspresi kurang nyaman. Ia terlihat heran dan berulang kali menegur beberapa pemanah yang dianggapnya kurang menghormati busur panah. Di sebuah kesempatan, pemanah andal bernama Enis Yurdakok itu mengisahkan: “Kami warga Turki meletakkan busur di atas kepala kami. Setiap kami ingin menggunakannya, kami ciumi ia layaknya al-Qur’an yang wajib diagungkan.

Bagaimana bisa kami menghinakan busur panah sedangkan ia adalah hadiah khusus yang Allah berikan kepada Nabi Adam untuk menuai rezeki? Sungguh itu (meletakkan busur panah di tanah yang sejajar dengan kaki) merupakan pemandangan yang kurang nyaman bagi kami.” Enis adalah atlet tertua dalam kejuaraan 1st International Horseback Archery yang diselenggarakan pada tanggal 10 November 2018 lalu di Pesantren al-Fattah Temboro, Magetan, Jawa Timur.

Usianya sudah 64 tahun tapi kelihaiannya dalam memanah dan berkuda melebihi atlet muda. Bahkan pria berperawakan gagah ini mampu menyabet gelar juara umum dalam event berskala internasional tersebut. Adapun yang dikisahkan oleh Enis tentang busur panah adalah hadiah dari Allah untuk Nabi Adam , termaktub dalam Kitab Tarikh-nya Imam ath-Thabari.

Dalam kitab tersebut ada kisah sebagai berikut: Ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi, ia diperintahkan untuk memulai hidupnya dengan bercocok tanam. Mulailah Nabi Adam menanam biji-bijian sebagai bibit pertanian. Namun setiap kali ia menanam biji bibit itu, selalu saja ada 2 ekor burung yang mengorek dan memakannya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI