Tampilkan di aplikasi

Seruput kopi sambil mengaji

Majalah Hidayatullah - Edisi 03/XXXI
2 Juli 2019

Majalah Hidayatullah - Edisi 03/XXXI

Diskusi bersama di Kafe Rembug Kopi Jogjakarta

Hidayatullah
Menjelang Maghrib, sebuah kafe di Bandung tampak dipadati para pengunjung. Rata-rata anak muda. Kalangan orang tuanya cuma sedikit. Tak lama berselang, dari seberang kafe terdengar kumandang adzan. Pertanda sore segera beranjak, berganti malam yang gelap.

Lampu-lampu yang tergantung di teras kafe pun mulai dinyalakan. Pengunjung yang masih di luar, segera masuk ke ruang utama kafe. Sebagian menyapa rekannya yang datang lebih dulu dan sebagian lagi langsung menuju lantai dua. Di lantai dua terdapat ruang berukuran 8 x 8 meter, beralas karpet yang harum dan mampu menampung sekira 60 orang.

Sang pemilik kafe, menjadikan ruang ini untuk tempat shalat bagi pengunjung serta menggelar kajian Islam. Seperti petang itu, usai Shalat Maghrib berjamaah, sebagian pengunjung tak beranjak dari ruangan. Mereka membentuk barisan sambil duduk bersila. Yang laki-laki di barisan depan, sementara yang perempuan di barisan belakang.

Sebagian turun ke lantai satu.Bukan untuk nongkrong, tetapi memesan secangkir kopi, kue, atau makanan lainnya. Setelah itu, sambil membawa kopi dan kue, mereka bergegas naik ke atas, bergabung dengan yang lainnya untuk mengikuti kajian.
Mereka tampak antusias mendengar penjelasan sang ustadz.

Materi yang dibahas waktu itu terkait pemuda dengan segala problematikanya, serta peluang dan tantangan bagi pemuda dalam mengubah peradaban dunia. Itulah sekilas suasana pada malam Rabu, di Kafe Kopi Bray. Lokasinya di Jalan Telaga Bodas, Nomor 51, Kota Bandung, Jawa Barat. Suasana kajian seperti itu bisa juga dijumpai di beberapa kafe lain.

Sekadar menyebut contoh: Kafe Opieun, Bober Cafe, dan Yellow Black Coffee and Tea di Bandung. Di kota-kota lain juga mulai muncul kafe-kafe yang aktif menggelar kajian. Misalnya di Jember (Jatim) ada Kancakona Kopi; di Bekasi ada San9a Coffee, Kopi HOS, dan Ngopi-isme; se dangkan di Yogyakarta ada Rem bug Kopi dan Basabasi Kopi, se men tara di Makassar ada Kopi Dai.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI