Sujud adalah keadaan dimana seorang hamba memiliki kedekatan kepada Sang Khaliq. Sebuah posisi yang istimewa. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Keadaan yang paling dekat antara hamba dengan Rabb-nya saat ia sujud. Maka perbanyaklah kalian berdoa.” (Riwayat Muslim). Dengan demikian, jika ada seseorang yang wafat dalam keadaan sujud, berarti sesuatu yang istimewa. Menurut para ula ma, itu merupakan salah satu tanda husnul-khatimah. Banyak orang-orang shalih dan para ulama yang wafat dalam posisi sujud.
Siapa saja mereka? Dan seperti apa rahasia hidupnya sehingga akhir ha yatnya mulia? Lantas, apa pula yang disebut kematian yang husnul-khatimah dan su’ul-khatimah? Mari kita simak dalam paparan rubrik Ihwal kali ini. umat Islam yang taat kepada Allah SWT senantiasa memiliki rasa takut akan su’ul-khatimah.
Mereka selalu berharap memper oleh husnul-khatimah di akhir hayatnya. Dikisahkan, ada salah satu Sahabat Rasulullah SAW yang menangis ketika hendak wafat. Ketika ditanya mengenai hal itu, ia pun menjawab, “Aku telah mendengar bahwasa nya Rasulullah ber sab da, ‘Sesungguhnya Allah menggeng gam ciptaan-Nya dengan dua genggaman, lalu berfi rman, ‘Me reka di surga dan mereka di neraka.’ Sedangkan aku tidak tahu di genggaman mana aku berada.” (Riwayat Ahmad).
Karena khawatir akan su’ul-khatimah, Imam Sufyan ats-Tsauri suatu saat menangis seraya menyatakan, “Aku takut bahwasanya aku ditakdirkan sebagai manusia celaka. Dan aku takut tercerabutnya iman dariku saat kematian.” (Jami’ Ulum wa al-Hikam, 1/173). Antara Husnul-Khatimah dan Su’ul-Khatimah Apa sesungguhnya yang disebut husnul-khatimah? Ada penjelasan dari Imam al-Ghazali berikut ini: “Jika telah sirna kehidupannya, jika telah ditetapkan sebelumnya kebaikan untuknya oleh Allah Ta’ala, maka ruhnya keluar dalam keadaan berada di atas tauhid, maka itulah husnul-khatimah.
