Tampilkan di aplikasi

Manfaat ludah untuk terapi ruqyah

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/XXX1
5 Agustus 2019

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/XXX1

Berobat dengan ludah terlihat menjijikan, padahal memiliki manfaat menakjubkan

Hidayatullah
Ibnul Qoyyim menyatakan, metodologi pengobatan Nabi ada tiga cara. Pertama, dengan menggunakan obat-obat alamiyah. Kedua, dengan menggunakan obat-obat ilahiyah. Ketiga, kombinasi dari kedua jenis pengobatan tersebut.

Menurut Ibnul Qoyyim, seorang praktisi yang ahli, dalam upaya pengobatannya selalu memperhatikan dua puluh perkara. Di antaranya berusaha menggunakan semua jenis pengobatan biasa dan pengobatan ilahiyah, di samping juga dengan sugesti.

Dalam sejarahnya, tak jarang Rasulullah dan para sahabat memanfaatkan obat-obatan dari alam yang mudah tersedia dan dipadukan dengan pengobatan ilahiyah berupa doa. Ada banyak bahan alam yang dicontohkan untuk mengo bati berbagai penyakit dan dipadukan dengan doa. Di antara bahan alami yang di contoh kan penggunaannya untuk pengobatan dan dipadukan dengan doa atau ruqyah syar’iyyah adalah air liur (ludah).

Dari Sahal ibn Sa’ad, ia berkata, “Sesungguhnya, Nabi meludahi mata Ali ketika sakit mata dan beliau mendoakannya lalu tempat yang sakit itu sembuh.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Menurut Hadits, meruqyah dengan tiupan ada dua metode. Pertama, meniup tetapi tidak mengeluarkan air liur, disebutan-naftsu. Kedua, meniup hingga keluar air liur yang sedikit, disebut at-tafl.

Berobat dengan ludah mungkin terlihat menjijikan, namun sebenarnya memiliki manfaat menakjubkan. Terlebih jika ludah itu berasal dari manusia yang mulia, Rasulullah. Para sahabat senantiasa mengambil berkah dan manfaat dari bagian tubuh beliau, tak terkecuali ludah beliau.

Dalam sebuah Hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan, jika ada orang yang luka atau koreng, Rasulullah mengambil ludahnya sendiri lalu meletakkan di ujung jari telunjuk. Kemudian diletakkan di atas tanah sehingga sebagian tanah itu melekat, baru diusapkan pada luka tersebut.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI