Tampilkan di aplikasi

Memperlajari strategi Nabi (4), spirit jihad paska Nabi wafat

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXXII
31 Desember 2020

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXXII

Berbagai peristiwa bersejarah di masa Nabi SAW hingga paska wafatnya, menunjukkan adanya rencana strategis pembebasan Baitul Maqdis.

Hidayatullah
Kecintaan para Sahabat kepada Masjid al- Aqsha dan Baitul Maqdis tertancap begitu kuat. Bahkan setelah Nabi Muhammad SAW wafat (12 Rabi’ul Awwal 11 H), cinta dan semangat untuk membebaskan kawasan suci itu terus menggelora.

Ada riwayat yang menyebutkan jika beberapa Sahabat sempat berpikir untuk memakamkan Nabi SAW di Baitul Maqdis yang memang merupakan tempat pemakaman para nabi. Namun keshahihannya diperbincangkan oleh para ulama.

Khalifah pertama, Abubakar ash-Shiddiq RA, terus melanjutkan rencana strategis Nabi SAW. Setelah berkonsultasi dengan sejumlah Sahabat, dia kemudian membuat action plan pembebasan Baitul Maqdis. Menurut al-Waqidi, Abubakar berusaha meyakinkan dan memberitahu para Sahabat, bahwa dia akan melanjutkan rencana Nabi SAW. Sebuah rencana strategis yang memang belum tuntas dilaksanakan.

“Anda harus tahu bahwa Rasulullah SAW (meneguhkan hatinya serta memutuskan) mengalihkan semua perhatian dan daya upaya ke arah asy-Syam, tapi beliau wafat (sebelum bisa melaksanakan rencananya)… Rasulullah SAW memberitahukan hal ini sebelum wafat,” kata Abubakar (al- Waqidi, Futuh asy-Syam, bab 1 hal. 5).

Hingga menjelang wafat, Nabi SAW terus memerintakan kepada kaum Muslimin bahwa misi Usamah bin Zaid ke Syam harus terus berlanjut bahkan tidak boleh terpengaruh oleh kondisi beliau. (Sirah Ibnu Hisyam bagian 4 hal. 299; Shahih al-Bukhari bi Hashiat as-Sanadi, bagian 3, hal.96).
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI