Tampilkan di aplikasi

Hati-hati dengan informasi

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/2016
29 Januari 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/2016

Informasi.

Hidayatullah
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (an-Nur [24]: 19).

Al-ibrah bi umum al-lafzhi la bi khushush as-sabab. Kaidah tafsir ini berlaku dalam memahami ayat di atas. Yaitu sebuah pelajaran dipetik sesuai keumuman lafazh, bukan dikhususkan dengan sebab tertentu. Demikian Fakhruddin ar-Razi mengawali penafsirannya dalam karyanya, Tafsir Mafatih al-Ghaib.

Menurut ar-Razi, kekhususan itu tidak berlaku dengan adanya lafazh “amanu” (orang-orang beriman) seba gai indikasi keumuman ayat. Meski juga disepakati, ayat di atas turun berkenaan dengan ulah tokoh munafik, Ab dullah bin Ubay bin Salul, yang menyebar berita dusta lagi keji (hadits al-ifki) terhadap ‘Aisyah dan sahabat Shaf wan ibn Mu’aththal as-Sulami RA.

Dikisahkan, saat itu ibunda ‘Aisyah RA tertinggal dari pa sukan kaum Muslimin dalam sebuah perjalanan. Shafwan yang ditugaskan berjaga-jaga di bagian belakang lalu mendapati Ummu al-Mukminin dan mengantarnya pu lang ke kota Madinah. Kejadian itu lalu dimanfaatkan orang-orang munafik dengan menyebar berita dusta, menuduh ‘Aisyah telah berbuat keji dengan sahabat Nabi SAW.

Menurut Buya Hamka, menyebut kabar bohong bukan lah perilaku orang beriman sejati. Dengan keimanan yang tertancap, seharusnya seorang Mukmin tak pu nya waktu luang berlaku sia-sia. Apalagi hingga ikut me nyebarkan sebuah berita dusta atau tidak diketahui asal-usul keabsahannya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI