Tampilkan di aplikasi

Tak disukai karena bau, tapi penuh manfaat

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2016
29 Januari 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2016

Jengkol

Hidayatullah
Kalau membahas pete dan jengkol, kebanyakan orang akan berbicara soal efek baunya. Nafas tidak sedap dan air kencing yang bau menyengat. Sehingga banyak di antara kita yang menghindari, bahkan benci makanan tersebut. Padahal, di balik baunya yang menyengat terdapat manfaatnya untuk kesehatan. Allah SWT menciptakan di dunia ini tidak ada yang sia-sia.

Begitu juga dengan pete dan jengkol. Sebetulnya makanan tersebut memiliki rasa yang enak, terutama kalau dibuat olahan masakan. Namun, karena bau yang ditimbulkannya itu menurunkan minat untuk mencobanya. Terlebih makanan tersebut makruh untuk dikonsumsi karena aromanya yang mengganggu.

Apa sebenarnya yang menyebabkan bau pada petai dan jengkol? Ternyata bau yang tidak sedap terjadi karena adanya asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol ataupun pete. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut.

Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau. Mengenal Jengkol dan Pete Jengkol atau Jering yang memiliki nama latin Pithecollobium jiringa atau Pithecollobium labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat.

Menurut berbagai penelitian menunjukkan bahwa jengkol kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B6, vitamin B1, vitamin B2,vitamin B12 dan vitamin C, zat besi, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI