Tampilkan di aplikasi

Kesempatan mengajari anak

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2016
29 Januari 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/2016

Mengajari Anak

Hidayatullah
Seorang ibu menjemput anak perempuannya di sekolah dasar. Ke dian anaknya berlari ke arah kendaraan dengan mutergesa. Alih­alih masuk kendaraan seperti biasa, tapi si anak malah berdiri mendekat ke kaca kemudi.

Ia meminta izin pada ibunya untuk mengajak seorang temannya pulang bersama dan mengantarkan ke rumahnya. Sesampainya di depan rumahnya, si anak turun. Tampak sebuah rumah yang sepi. Gorden jendela masih tertutup. Lalu si anak yang tampak murung itu mengeluarkan kunci rumah.

Melihat keadaan tersebut si ibu merasa iba. Ia turun dari kendaraannya dan membantu anak itu membukakan pintu rumah. Si ibu itu bertanya, “mengapa ia hanya sendirian di rumah?” Kata si anak, “sejak ayah jarang pulang, ibu bekerja dan kakak yang sudah kuliah memilih kos dekat kampusnya.” Tak ada makanan tersaji di meja makan. Oleh karena itu, si ibu menawari roti yang ada di dalam mobilnya. Si anak tampak senang dan mengucapkan terima kasih. Si ibu dan anaknya lalu berpamitan.

Ketika di dalam mobil si ibu mengajak bicara anaknya soal keadaan temannya tadi. “Apa perasaanmu melihat keadaan temanmu tadi?” Si ibu berusaha menggali perasaan anaknya dan memunculkan empatinya. Sekaligus mensyukuri kehidupan keluarganya saat ini.

“Tidak semua orang bisa merasakan kebahagiaan dengan keluarga yang lengkap. Tidak semua anak pulang ke rumah disambut hangat keluarga dan makanan yang siap disantap. Tidak semua yang terasa biasa kita dapatkan sehari­hari dinikmati keluarga lain,” ujar sang ibu.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI