Tampilkan di aplikasi

Prof Dr Irwandi Jaswir, "90% gelatin beredar, tidak halal"

Majalah Hidayatullah - Edisi khusus
23 Februari 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi khusus

Prof Dr Irwandi Jaswir mendapatkan penghargaan dari King Faisal Prize.

Hidayatullah
Dulu, menentukan halal atau haram makanan itu gampang. Semua bahan kasat mata karena lebih banyak dimasak sendiri. Namun kini tidak lagi. Banyak sekali makanan dan minuman hasil olahan pabrik. Untuk menentukan kehalalan suatu produk perlu ilmu bahkan penelitian tersendiri.

Salah seorang yang menekuni bidang ini adalah Prof Dr Irwandi Jaswir. Pria berdarah Minang kelahiran Medan, 20 Desember 1970 ini sudah 20 tahun lebih menjadi saintis halal. Segudang prestasi sudah dikantongi, mulai dari tingkat nasional hingga dunia. “Ada sekitar 40 penghargaan,” kata peraih Habibie Award tahun 2013 ini.

Puncaknya, Maret tahun ini Irwandi mendapat King Faishal International Prize for Service to Islam dari Kerajaan Arab Saudi, penghargaan setingkat di bawah Nobel. Ayah empat anak ini dianggap berhasil menafsirkan ayatayat al-Qur’an dari perspektif ilmu dan teknologi.

Sejak lulus dari jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Irwandi berkarir di Malaysia. Di negeri jiran, prestasi suami seorang dokter gigi bernama Fitri Octavianti ini melejit. Di antaranya meraih predikat peneliti terbaik di Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM). Juga meraih Asia-Pacific Young Scientist Award (2010).

Kini doktor lulusan Universitas British Columbia Kanada ini mengemban sejumlah amanah. Di antaranya Kepala Departemen dan Wakil Dekan di Universitas Pertanian Malaysia (UPM). Juga dipercaya sebagai KoordinatorInternational Institute for Halal Research and Training (INHART) IIUM.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI