Tampilkan di aplikasi

Industri dalam peradaban islam

Majalah Hidayatullah - Edisi 12/XXXII
1 April 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 12/XXXII

Rubrik Khazanah Majalah Hidayatullah edisi April 2021 / Foto : Suara Hidayatullah

Hidayatullah
Seluk beluk industri dalam peradaban Islam, mulai dari penjagaan mutu produksi hingga kesejahteraan para pekerja.

Di masa Dinasti Abbasiyah, perindustrian berkembang secara pesat karena kemajuan bidang pertanian dan perkebunan, serta meningkatnya transaksi dalam perdagangan secara pesat. Akhirnya, pada waktu itu muncul banyak macam profesi.

Dalam berbagai rujukan kitab-kitab klasik ditemukan, bahwa negara lewat lembaga hisbah melakukan pemantauan serta pengawasan secara cermat dalam dunia produksi. Lembaga hisbah ini akan dibantu oleh al-Arif, yakni pihak terpercaya dari pelaku produksi yang memiliki pengetahuan tentang bidang itu. (Ma’alim al-Qurbah fi Ahkam al-Hisbah, hal. 223).

Beberapa hal yang harus dikontrol oleh pihak hisbah dalam dunia produksi meliputi: Keahlian dalam Profesi

Lembaga hisbah mendorong siapa saja yang berkecimpung di dalam dunia produksi agar memiliki kemampuan cukup dalam profesi. Mereka melarang siapa saja yang tak punya kemampuan cukup, masuk dalam dunia produksi. (Risalah fi al-Qadha` wa al-Hisbah, Ibnu Abdun, hal. 46).

Maka pada waktu itu, diseleksi siapa saja yang ikut serta membangun kota Baghdad, yakni mereka yang memiliki ilmu dan kemampuan tentang seluk beluk tehnik bangunan. (Tarikh ath-Thabari, 7/618).

Pihak hisbah saat itu juga melarang siapa saja untuk menyajikan makanan kepada masyarakat umum, kecuali memiliki penguasaan terhadap seluruh jenis masakan. (Ma’alim al-Qurbah fi Ahkam al-Hisbah, hal. 109).
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI