Pada tanggal 25 Januari 2021 lalu, Presiden RI meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU). Guru Be sar Ekonomi Islam Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Dr. Raditya Sukmana, SE, MA, mengapresiasi peluncuran gerakan itu.
“Menurut saya, itu luar biasa. Itu bentuk komitmen dari pemerintah dalam memberikan jalan bagi masyarakat, tidak hanya untuk membantu pembangunan sosial-ekonomi, tetapi juga unsur spiritualnya,” kata Raditya, sapaan akrabnya.
Peluncuran GNWU sebetulnya bukan yang pertama kali. Tahun 2010 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah meluncurkan gerakan serupa. Tapi menurut Raditya, tindak lanjutnya belum begitu memberikan dampak.
“Dari sisi launching, keduanya patut diapresiasi sebab dilakukan oleh orang nomor satu di Indonesia,” imbuh Raditya. Lantas, bagaimana semestinya tindak lanjut gerakan wakaf yang telah diluncurkan itu? Kepada wartawan Majalah Suara Hidayatullah, Achmad Fazeri, penerima penghargaan Bank Indonesia sebagai Tokoh Penggiat Ekonomi Syariah ini memaparkan analisisnya. Termasuk juga potensi dan realisasi wakaf di Indonesia.
