Tampilkan di aplikasi

Keluarga, madrasah pertama

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/XXXIII
1 November 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/XXXIII

Sistem Wahyu November 2021 / Foto : Redaksi Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Mengimplementasikan iman, inilah modal utama seorang Mukmin pada setiap aktivitasnya. Barometernya ialah bagaimana seluruh amalnya bisa merawat dan menaikkan iman yang dipunya. Demikian itu tentu saja butuh perjuangan. Tidak gampang dan selalu ada ujian dan tantangan. Dalam konteks berkeluarga, sebagian orang bertanya, menikah tanpa saling kenal atau didahului pacaran, bagaimana bisa? Pasangan yang sudah pacaran bertahun-tahun saja bisa bubar di awal pernikahan. Bagaimana kalau belum saling kenal sebelumnya?

Orang-orang seperti itu akan heran, jika memaknai hadits Abu Hurairah tentang orang yang berjumpa dan berpisah karena Allah SWT dalam membangun rumah tangga. Padahal rumah tangga itu bisa langgeng dan bahagia. Sebaliknya, pernikahan yang didahului dengan berbagai macam budaya dan perilaku yang tidak sesuai syariat, malah kerap bermasalah dan mandeg di tengah jalan.

Pondasi Rumah Tangga. Pernikahan yang didasari dengan iman berarti menjadikan agama sebagai patokan kebahagiaan dan kesuksesan berumah tangga. Bukan pada melimpahnya materi atau orientasi kebendaan dunia. Tidak juga sekadar demi kepuasan suami atau asal istri senang saja. Tapi keluarga yang dibangun dengan pondasi iman, tujuannya jelas. Yakni menjaga fitrah manusia untuk tetap dekat dan tidak lalai dari mengingat Allah SWT.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (at-Tahrim [66]: 6). Tujuan demikian menjadikan keluarga tersebut bisa meraih barakah dan pertolongan Allah. Ada jalan keluar yang selalu didapatkan dari setiap masalah, sehingga seorang Muslim senantiasa bersabar dalam menghadapi persoalan hidup.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI