Tampilkan di aplikasi

Mencari mutiara di Kepulauan Aru

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/XXXIII
1 November 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/XXXIII

Lapsus November 2021 / Foto : Redaksi Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
Alfred Russel Wallace, seorang naturalis asal Inggris, pernah berkata bahwa Kepulauan Aru (Maluku) adalah tempat paling indah yang pernah ia temui. Dari keindahan inilah, ia terinspirasi untuk merumuskan teori tentang bagaimana kehidupan berevolusi di muka bumi. Wallace tiba di Kepulauan Aru pada tahun 1857, tepatnya di Dobo. Kota ini sekarang menjadi ibukota Kabupaten Kepulauan Aru.

Saat itu Dobo sudah menjadi kota pelabuhan yang ramai. Banyak pedagang yang datang dan pergi untuk mengambil benda paling berharga di kepulauan itu, yakni mutiara. Dulu, penduduk biasa mencari mutiara dari alam. Mereka menyelam ke dasar laut. Namun sekarang, mutiara alami sangat jarang ditemukan. Yang kini banyak adalah mutiara hasil budidaya.

Pada pertengahan September 2021, wartawan Suara Hidayatullah, Mahladi, berkunjung ke Kepulauan Aru bersama tim PosDai Hidayatullah. Misinya adalah mencari “mutiara”, yakni da’i-da’i muda yang siap menebar rahmat bagi seluruh alam di kawasan Kepulauan Aru dan sekitarnya.

Dari Kota Ambon, rombongan naik pesawat kecil menuju Tual. Setelah terbang selama 1 jam, perjalanan lanjut ke Kepulauan Aru menggunakan kapal, sebagaimana dulu dilakukan Wallace. Setelah berlayar selama lebih dari 12 jam, barulah tiba di Dobo. Inilah catatan perjalanan di Kepulauan Aru, tempat paling indah sekaligus paling menantang untuk dakwah. Selamat membaca.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI