Tampilkan di aplikasi

Benarkah Allah ta'ala tidak adil?

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXXIV
30 Desember 2022

Majalah Hidayatullah - Edisi 09/XXXIV

Rubrik Ghazwul Fikr edisi Januari 2023 / Foto : Redaksi Suara Hidayatullah

Hidayatullah
Diantara pembahasan yang cukup pelik dari kalangan filosof yakni terkait keadilan Tuhan. Problem filosofis timbul dari adanya fakta tentang Tuhan sebagai Pencipta Yang Maha Sempurna, tetapi masih ada juga kejahatan. (H. J. Mc Closkey, God and Evil, hal. 1). Jika Tuhan memang Maha Adil dan Maha Sempurna, mengapa dalam ciptaanNya masih saja menunjukkan kekurangsempurnaan seperti bencana alam, penyakit, kemiskinan, kekafiran dan sebagainya.

Atau setidaknya ada filosof yang secara halus menyatakan, jika memang tidak ada kontradiksi antara pernyataan bahwa “ada Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, atau Maha Sempurna” dengan “ada kejahatan di muka bumi”. Namun, jika disadari wujud yang memiliki kebaikan itu mesti akan mengeliminasi kejahatan, dan tidak ada batasan bagi wujud yang maha kuasa untuk melakukan apapun, termasuk kejahatan itu sendiri. Maka di situ benar-benar ada kontradiksi. (J. L. Mackie, The Miracle of Theism: Arguments for and Against the Existence of God, hal. 150).

Kontradiksi ini juga ada yang menyebutnya misteri. Misalnya Journet mengatakan ”Kalau Tuhan tidak ada, dari mana asal kebaikan? Kalau Dia benar-benar ada, dari mana asal kejahatan? Kalau Tuhan adalah sumber kebaikan, dapatkah Dia juga menjadi sumber kejahatan? Kejahatan ada dan Tuhan ada. Koeksistensi keduanya adalah suatu misteri.” ( Mc Closkey, God and Evil, hal. 2).
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI