Dalam sehari bisa memproduksi ikan asap hingga 13 ton. Atau jika diakumulasi senilai 715 juta rupiah dengan harga 55 ribu rupiah per kilogramnya.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, ketika salah satu cerobong di rumah produksi ikan asap milik keluarga Nainul mulai mengepulkan asap. Dalam sekejap, aroma sedap khas ikan asap pun menyeruak ke sekelilingnya.
Pagi itu, Wiji Utami tampak sibuk menata ratusan ikan di atas rak bambu. Persis di sebelah tungku pengasapan, wanita berjilbab inipun terlihat cekatan menata ikan-ikan yang baru dikeluarkannya dari dalam tungku.
Beberapa saat kemudian, Wiji, panggilan akrabnya, mengambil ikan-ikan mentah yang sudah ditusuk bambu untuk dimasukkan ke dalam tungku. Lalu, dia letakkan di atas rak panggangan yang sudah kosong. Dia seolah tak merasakan hawa panas dari api tungku yang hanya berjarak beberapa centimeter di hadapannya.
“Saya sudah bertahun tahun kerja mengasapi ikan seperti ini. Selama pengasapan memang harus terus dijaga dan dibolak-balik ikannya agar tidak gosong,” ujar Wiji sambil menusuk ikan-ikan mujair mentah dengan bambu sepanjang 50 centimeter dan berujung runcing.
