Tampilkan di aplikasi

Jangan Memaksa Anak Baligh, Dewasa Seketika

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/XXXV
28 November 2023

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/XXXV

Rubrik Parenting - edisi Desember 2023 / Foto : FOTO : Redaksi Suara Hidayatullah

Hidayatullah
Mari kita ingat kembali surat an-Nur ayat 59. Allah menggunakan Ta’ala "وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَلُ مِنكُمُ الْحُلُمَ" ‎ungkapan yang bermakna “Dan bila anak-anak dari kamu sekalian telah sampai usia al-hulum (baligh)”. Di situ disebutkan "الْأَطْفَلُ مِنكُمُ" (anak-anak dari kamu sekalian). Ungkapan yang dipakai adalah athfal. Bukan aulad.

Ada perbedaan antara athfal (الْأَطْفَلُ) dengan aulad (أَوْلَاد) meski keduanya sering dimaknai sebagai anak-anak. Kata athfal (الْأَطْفَلُ) sebenarnya lebih tepat apabila dimaknai dengan kanak-kanak merujuk kepada alam berpikir yang belum dewasa. Sedangkan aulad (أَوْلَاد) menunjuk kedudukan sebagai anak dari kedua orangtua, baik ketika masih kecil maupun sudah tua renta, tetaplah mereka anak-anak dari orangtuanya.

Kata athfal (الْأَطْفَلُ) bentuk jamak dari thifl. Sedangkan yang dimaksud dengan thifl adalah:

الطِّفْلُ أَوَّلُ حَيَاةِ الْمَوْلُودِ حَتَّى بُلُوغِهِ، وَيُطْلَقُ لِلذَّكَرِ وَالْأُنْثَى

“Ath-thiflu (kanak-kanak), yaitu masa sejak awal kehidupan bayi baru lahir hingga mencapai masa balighnya, yang mencakup laki-laki dan perempuan.” Apa perlunya kita membahas ini? Agar mendapat pelajaran yang lebih gamblang, terang, jelas, kuat tanpa ada sedikit pun keraguan bahkan saat anak sudah baligh, kita tidak bisa seketika menganggapnya dewasa. Perlu proses yang bertahap dan sabar untuk benarbenar mencapai kedewasaan sempurna. Perlu langkah tertib untuk memberi pendidikan agar kepribadian terbangun kokoh pada diri anak kita.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI