Tampilkan di aplikasi

Kredit fintech, cara baru beli rumah

Majalah Housing Estate - Edisi 160
13 Maret 2018

Majalah Housing Estate - Edisi 160

Dengan Fintech, proses kredit lebih cepat tanpa peminjam dan pemberi pinjaman harus bertemu. / Foto : HousingEstate / Susilo

Housing Estate
Menyusul perkembangan teknologi informasi yang pesat, muncul juga inovasi jasa keuangan berbasis digital yang dinamai financial technology (fintech) atau teknologi finansial (tekfin). Transaksinya full online tanpa mempertemukan secara fisik pemilik dana atau pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower).

Karena itu biaya operasional, kebutuhan pekerja dan peralatannya jauh lebih efisien dibanding lembaga pembiayaan konvensional seperti bank dan multifinance, dan proses kerjanya lebih cepat. Fintech umumnya berupa perusahaan rintisan (startup) dengan target pasar korporasi (B2B) atau perorangan (B2C).

Fintech di sini berfungsi sebagai penyedia market place (lapak) online yang mempertemukan langsung lender dan borrower (peer-topeer). Fintech menyeleksi, menganalisis dan menyetujui aplikasi pinjaman yang masuk sebelum menawarkannya kepada pemilik dana. Terserah pemilik dana apakah akan memberikan pinjaman atau tidak.

Pinjaman bisa dipantau secara online baik oleh debitur maupun pemberi pinjaman. Untuk jasanya itu fintech menerima fee. Cara fintech menganalisis aplikasi kredit serupa dengan bank. Hanya, analisisnya jauh lebih cepat dan efisien karena dilakukan secara digital. Makin lengkap data nasabah, kian akurat analisis atau credit scoring-nya.

Bahkan, dengan teknologi artificial intelligent yang memanfaatkan big data di dunia maya, akurasi analisis itu akan lebih akurat dan cepat. Karena itu masa depan fintech sangat cerah. Apalagi, kaum milenial makin ogah mendatangi kantor bank. Mereka ingin semua layanan keuangan bisa diakses dari genggaman tangan.
Majalah Housing Estate di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI