“Jangan mengubah target yang sudah ditetapkan.
Kalau kondisi pasar sulit kita harus fleksibel, cari strategi lain.” Saran ini dikemukakan Merry Riana (38), motivator dan pengusaha yang meraih sukses di usia muda, di hadapan para pemasar properti saat pengenalan Matsu, Februari lalu. Matsu adalah subklaster ketiga di klaster Shinano (10,8 ha) Jakarta Garden City (JGC/370 ha), Cakung, Jakarta Timur. Tahun ini PT Modernland Realty Tbk, pengembang JGC, memasang target penjualan Rp1,7 triliun, naik Rp300 miliar dari pendapatan tahun lalu, dengan JGC diharapkan menjadi contributor utama.
Karena itu mereka gesit menawarkan produk baru. Pemasaran Matsu hanya berselang tiga bulan dari tahap sebelumnya yang mencakup 130 rumah. BSD City (6.000 ha), Serpong, Tangerang Selatan (Banten) tidak kalah agresif. Proyek Sinar Mas Land (SML) itu melansir klaster Tevana di kawasan The Savia (17 ha) di area pengembangan BSD tahap pertama. Klaster ini menyusul Jadeite Residence, hunian kelas atas yang dipasarkan November tahun lalu di BSD bagian barat.
Rentang waktu peluncuran produk baru yang pendek itu isyarat pasar mulai membaik.
Yang cukup semarak penawaran rumah seharga Rp900 jutaan-3 miliar. Dari akhir tahun lalu hingga Maret 2018 ada belasan perumahan yang menggarap segmen itu di klaster barunya, termasuk kota-kota baru di megapolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) serta beberapa kota baru lain seperti Kota Baru Parahyangan (1.250 ha), Bandung (Jawa Barat), dan CitraLand Surabaya (2.000 ha), Jawa Timur.
Dua township lain di Serpong, Paramount Land (700 ha) dan Summarecon Serpong (700 ha), meramaikan pasar dengan menawarkan rumah seharga Rp1,4-1,7 miliar.
Masih ada tiga perumahan di Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan) yang membuka klaster baru: Bintaro Jaya (2.320 ha) di Pondok Aren, Tangerang Selatan (Banten), Lavon (60 ha) di Cikupa, dan Banjar Wijaya (120 ha) di Cipondoh, Kota Tangerang.
