Kerja di ruang bersama oleh komunitas yang berbeda-beda yang mendorong kolaborasi atau coworking space makin nge-tren “Walaupun bekerja secara individual, karena suasananya tetap bekerja dalam suasana lebih fun dan tidak formal, orang tetap bisa lebih produktif daripada bekerja di rumah,” kata Lucy Rumantir, Senior Technical Advisor perusahaan konsuptan properti Savills Indonesia.
Jangan heran ruang bekerja ala “kids jaman now” itu makin banyak. Umumnya mengambil ruang di ruko/rukan atau di dalam gedung perkantoran berlantai banyak. Belakangan sejumlah pengembang apartemen juga menyediakannya sebagai salah satu fasilitas. Berbeda dengan apartemen berkonsep small office home office (SOHO) yang apartemennya berfungsi ganda sebagai hunian sekaligus ruang kerja, coworking tidak demikian.
“Ini amenities (bagian dari fasilitas) apartemen yang juga bisa dimanfaatkan publik,” ujar Lucy. Sebab itu, penempatannya di area komersial yang biasanya berada di lantai atau area terpisah dari lantai hunian. Penyediaan coworking di apartemen ngetren karena gaya hidup kaum muda masa kini memang berbeda.
Mengutip Yoris Sebastian, pendiri OMG Consulting dan penulis buku “Generasi Langgas”, mereka punya karakter tersendiri termasuk dalam bekerja, seperti lebih bebas, informal, mau serba cepat dan cenderung membentuk komunitas yang sejalan. Karena itu banyak dari mereka yang ingin jadi entrepreneur atau bekerja di dunia kreatif, bukan di kantor dengan sekat massif dan kaku.
