Bekasi, Jawa Barat, boleh dibilang surganya hunian terjangkau. Pilihan hunian seharga di bawah Rp700 juta masih mudah didapat di wilayah di timur Jakarta itu. Lokasinya tersebar merata dari Bekasi timur hingga barat, dari utara sampai selatan.
Namun, posisi perumahan dengan harga terjangkau yang berdekatan dengan titik transportasi umum seperti stasiun kereta komuter atau rencana jalur LRT (light rail transit) lebih sedikit. Berbeda dengan sebaran apartemen yang justru banyak dikembangkan berbasis atau terintegrasi LRT atau dekat dengan stasiun commuterline, dan juga dilewati TransJabodetabek.
Menurut Eko Budisantoso, Direktur PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti), pasar properti di Bekasi unik karena rentang harganya begitu lebar, mulai dari Rp200 jutaan sampai miliaran rupiah. “Pasar Bekasi juga sangat sensitif terhadap harga. Developer yang jual rumah di harga Rp700 jutaan (pasarnya) berat. Makanya kita sangat hati-hati supaya cost juga nggak terlalu bengkak dalam melakukan pengembangan,” jelasnya.
Timah Properti memasuki pasar di Bekasi sejak dua tahun lalu melalui proyek Familia Urban (176 ha) di Jl Mandor Demong, Mustika Jaya. Jaraknya ke stasiun commuterline terdekat Bekasi Timur 8,4 km, ke rencana stasiun LRT Bekasi Timur 6,9 km. Sampai saat ini proyek sudah membangun 400 rumah di pengembangan tahap pertama seluas 15 ha mencakup total 644 unit rumah. April 2018 lalu sudah diserah-terimakan 100 rumah.
Untuk mengejar harga, Timah Properti melansir klaster terbaru berisi rumah-rumah kecil seluas 4,4 ha akhir September lalu. Tipenya 30/60 dan 35/70 seharga Rp370-420 juta/unit. “Kami harus realistis di tengah pasar yang masih melemah dan tingginya harga dolar yang langsung terasa pada harga material besi, semen, dan bata ringan.
