The Loggia, proyek apartemen kolaborasi Farpoint (Indonesia) dengan Tokyo Tatemono (Jepang) menawarkan unit terkecil seluas 73,5 m2. Terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar ekstra. Uniknya, Loggia tidak hanya menawarkan apartemen seperti umumnya, tapi unit yang dirancang lengkap berkonsep rumah mikro ala Jepang. Apartemen yang berlokasi di Jl Duren Tiga, Jakarta Selatan, ini dirancang khusus oleh arsitek Yoshiharu Tsukamoto dari firma desain Architect Atelier Bow-Wow (Jepang).
Tsukamoto menerjemahkan desainnya yang mengusung konsep transformable living ke dalam ruang-ruang yang bisa beralih fungsi. Setiap ruang bisa menyajikan lebih dari satu fungsi dan diubah dari padat menjadi kosong (Reversibility into Emptiness). Prinsip minimalis dan rapi yang menjadi rahasia hidup panjang dan bahagia masyarakat Jepang, juga menjadi inspirasi konsep tersebut. Termasuk juga hasil pengamatan Tsukamoto terhadap budaya masyarakat Indonesia yang senang berkumpul, diakomodasi dalam setiap unit apartemen.
Menurut Mulyadi Janto, Head of Residential SBU Farpoint, Loggia memasukkan konsep rumah mikro ala Jepang yang penuh dengan ide-ide untuk membuat ruang sempit tampak lebih luas. “Setiap ruang memiliki fitur-fitur efisien yang bisa berubah fungsi kapan pun sesuai kebutuhan,” ujarnya. Apartemen yang dijual per meter persegi seharga Rp25,8 juta ini direncanakan selesai pembangunannya tiga tahun mendatang.
Fleksibel, Minimalis, Rapi Konsep ruang dibuat fleksibel dan bisa beralih fungsi sesuai kebutuhan di siang hari atau malam. Dua kamar tidur dalam unit ini dirancang semi terbuka dengan pintu-pintu model dorong dan lipat yang hemat tempat. Pintu didesain bergaya Jepang bernama Sudo dengan panel anyaman rotan lokal yang memberi privasi, namun tetap bisa meneruskan cahaya. Untuk menciptakan suasana ruang yang senantiasa rapi, setiap sudut menyediakan laci-laci dan tempat penyimpanan yang tidak mudah terlihat tetapi berkapasitas besar.
