Tampilkan di aplikasi

Buku Ilmu Cemerlang Group hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Ibu, Ketika Surga Itu Harus Pergi

Saat dekat, berusaha menyimpan luka agar tidak diketahui anak-anakmu, saat jauh, rela menyambung nyawa demi masa depan anak-anakmu

1 Pembaca
Rp 48.000 15%
Rp 40.800

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 122.400 13%
Rp 35.360 /orang
Rp 106.080

5 Pembaca
Rp 204.000 20%
Rp 32.640 /orang
Rp 163.200

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sepahit apapun hidup, tetap terasa indah jika masih ada seorang ibu yang mendampingi dalam suka maupun duka Namun bagaimana jika tiba-tiba ibu harus pergi? Masa kecil Ismail tidak pernah jauh dari ibu yang selalu mengasuhnya dengan penuh kasih sayang. Saat bapak harus pergi untuk selama-lamanya, ibu pula yang menguatkan hati Ismail. 'Cinta adalah keikhlasan untuk melepas, demikian kata ibu Namun ibu ternyata juga harus pergi demi masa depan Ismail dan Aisyah. Hari tu tepatnya pada tanggal 20 April 2000, dua pilar Jembatan Kai Progo ambles. Sebuah firasat buruk menyergap Ismail, karena berkali-kali la menelepon ibunya yang sedang bekerja di Arab Saudi, tak pernah bisa bisa tersambung. Komunikasi Ismail dengan ibunya terputus, seperti terputusnya Jembatan Kali Progo. Ismail tak pernah tahu kalau pada tanggal yang sama, sebuah peristiwa buruk sedang terjadi pada ibunya. Sampai saat yang paling menyedihkan itu tiba Ismail harus memilih menyerah kalah kepada nasib, atau berjuang untuk bisa bertemu kembali dengan ibunya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Utami Panca Dewi

Penerbit: Ilmu Cemerlang Group
ISBN: 9786026724052
Terbit: Desember 2017 , 180 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Sepahit apapun hidup, tetap terasa indah jika masih ada seorang ibu yang mendampingi dalam suka maupun duka Namun bagaimana jika tiba-tiba ibu harus pergi? Masa kecil Ismail tidak pernah jauh dari ibu yang selalu mengasuhnya dengan penuh kasih sayang. Saat bapak harus pergi untuk selama-lamanya, ibu pula yang menguatkan hati Ismail. 'Cinta adalah keikhlasan untuk melepas, demikian kata ibu Namun ibu ternyata juga harus pergi demi masa depan Ismail dan Aisyah. Hari tu tepatnya pada tanggal 20 April 2000, dua pilar Jembatan Kai Progo ambles. Sebuah firasat buruk menyergap Ismail, karena berkali-kali la menelepon ibunya yang sedang bekerja di Arab Saudi, tak pernah bisa bisa tersambung. Komunikasi Ismail dengan ibunya terputus, seperti terputusnya Jembatan Kali Progo. Ismail tak pernah tahu kalau pada tanggal yang sama, sebuah peristiwa buruk sedang terjadi pada ibunya. Sampai saat yang paling menyedihkan itu tiba Ismail harus memilih menyerah kalah kepada nasib, atau berjuang untuk bisa bertemu kembali dengan ibunya.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
“Selamat ya Mba, naskahmu di ACC penerbit. Begitulah email singkat dari Mitha Juniar yang kubaca siang itu. Sangat membahagiakan dan juga sangat mengharukan. Mengingat perjalanan pencarian jodoh novel ini yang begitu panjang dan melelahkan.

Awalnya kisah ini kutulis dalam Bahasa Melayu dan kuikutkan di sebuah ajang lomba penulisan novel di Singapura. Namun karena sedikitnya peserta, pihak panitia membatalkan lomba tersebut. Setelah itu novel kuterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan sedikit perubahan cerita. Menurut Happy Rose yang menjadi salah satu first reader, bahasa novelku masih bergaya lama dan kurang kekinian. Akhirnya novel mengalami perombakan total, tanpa mengubah esensi cerita. “Berarti ngrombak abis-abisan itu worth it, ya Yu,” begitu komentar Happy begitu novel ini di-ACC. Novel masih kuendapkan di folder laptop. Sampai akhirnya keberanian untuk mengirimkan novel ini datang, setelah mendapat dorongan dari almarhum Koko Ferdie yang sempat membaca sampai bab 9. “Bagus kok Yu, coba dikirim ke Mitha,” demikian pesan terakhirnya di inbox kala itu.

Untuk para pecinta kata-kata, selamat menikmati novel ini dan percayalah, bahwa tak ada yang instan dalam dunia apapun, termasuk dalam dunia literasi.

Utami Panca Dewi

Penulis

Utami Panca Dewi - Utami Panca Dewi lahir di Kulon Progo pada tanggal 10 Juni. Selain menjadi seorang guru SMP, dia juga aktif menulis sejak 2011. Karya-karyanya berupa cerpen pernah dimuat di Majalah Kartini, Majalah Sekar, Majalah UMMI, Majalah Bobo, Majalah Kawanku, Majalah Gadis, Majalah Femina, Majalah Esquire, Harian Singgalang, Harian Pikiran Rakyat, majalah online Taman Fiksi, tabloid Nova, SKH Minggu Pagi dan SKH Suara Merdeka. Cerita bersambungnya berhasil menjadi juara dua dalam sayembara menulis Femina tahun 2016. Di tahun yang sama, novelnya yang bergenre remaja, terbit di Penerbit Nuansa dengan judul “Serpihan Masa Lalu”.Untuk mengenal lebih dekat, bisa mencarinya di akun twitter @utamipancadewi.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Bapak, Kapan Kau Sembuh?
2. Cinta Adalah Keikhlasan untuk Melepas
3. Ojek Sepeda
4. Penumpang Istimewa
5. Ketika Ibu Harus Pergi
6. Kesetiaan Sepasang Ban Sepeda
7. Baiklah ARYO, Kali ini Kamu Menang!
8. Dua Puluh April Yang Menegangkan
9. Pada Sebuah Rakit Bambu & Jarak yang Tak Tersebrangi
10. Bagai Layang-layang Putus Tali
11. Pergi Ke Lampung
12. Kabar Menyedihkan dari Arab Saudi
13. Save Aryati
14. Tas Warna Hitam
15. Pertolongan itu pun Datang
16. Pertemuan Tak Terduga
Epilog