Tampilkan di aplikasi

Mendorong percepatan implementasi IoT di negara berkembang

Majalah Infokomputer - Edisi 05/2016
2 Mei 2016

Majalah Infokomputer - Edisi 05/2016

Internet of Things (IoT) telah menjadi katalisator dalam percepatan peningkatan ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di negara-negara maju. Secara industri, IoT telah memicu produksi perangkat wearable, seperti jam pintar, gelang pintar, baju pintar, dan perangkat pintar lainnya. Lebih jauh, implementasi IoT di negara maju juga berhasil meningkatkan tingkat kehidupan masyarakat di bidang kesehatan, pertanian, pengelolaan sumber daya alam, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan penanganan bencana alam – yang tentunya juga akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di belahan dunia lain, khususnya di kawasan berkembang

Infokomputer
Di bidang kesehatan misalnya, IoT dapat diterapkan pada perangkat pemonitor suhu pada distribusi vaksin untuk daerah-daerah pedesaan. Contohnya adalah inovasi yang dikembangkan Nexleaf di Kenya, Mozambik, India, Filipina, Laos, dan Indonesia. Setiap tahun, seperlima anak di negara berkembang tidak mendapat vaksin. Salah satu penyebabnya adalah kerusakan vaksin. Vaksin-vaksin tersebut seharusnya disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celcius. Sementara tempat penyimpanan vaksin di negara-negara berkembang kurang memadai dan pengukuran suhunya dilakukan secara manual, bahkan hanya menggunakan tangan. Akibatnya perubahan suhu tidak terdeteksi dengan cepat.

Dengan teknologi IoT, kita bisa memasang sensor pemantau suhu di tempat penyimpanan yang terhubung dengan perangkat mobile. Ketika terjadi masalah penurunan suhu, kita bisa mendapat notifikasi. Di bidang pertanian, IoT dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian, memperbaiki tempat penyimpanan hasil pertanian, bahkan pendistribusiannya. Perangkat IoT dalam hal ini bisa digunakan untuk memprediksi cuaca, curah hujan, arah angin, dan tekanan udara dengan lebih akurat. Selain itu, teknologi IoT juga memungkinkan kita untuk menjalankan pompa irigasi secara otomatis, seperti perangkat yang dikembangkan di India yang juga memungkinkan petani untuk mengecek ketersediaan bahan bakar dan air di pompa irigasi.

Bagi negara-negara yang rentan bencana alam seperti Indonesia, IoT bisa digunakan dalam sistem peringatan bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Saat ini juga banyak dikembangkan teknologi unmanned aerial vehicle (UAV) atau drone, yang digunakan untuk mendeteksi potensi bencana dan dampak perubahan iklim. Di lingkungan perkotaan padat penduduk yang rentan terhadap kebakaran, IoT bisa digunakan untuk memberi alarm atau tanda bahaya di kawasan pemukiman dan secara otomatis memberitahu petugas pemadam kebakaran.
Majalah Infokomputer di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI